Demonstran antikudeta melangsungkan aksi unjuk rasa di Mandalay, Meiktila, Magway dan Myingyan, menunjukkan dukungan untuk NUG.
Di Palaw, di selatan negara itu, demonstran mengacungkan spanduk bertuliskan dukungan kepada NUG yang berbunyi;
"Diktator militer seharusnya tidak diizinkan untuk memerintah. Kediktatoran akan dicabut. Dukung Pemerintah Persatuan Nasional."
Demonstran yang terdiri dari para pemuda setempat juga menggelar aksi konvoi dengan mengendarai sepeda motor sambil membawa bendera di Hpakant dan Sagaing.
Malam sebelumnya, Sabtu (17/4/2021), terjadi bentrokan hebat di pusat kota penghasil permata Mogok ketika pasukan keamanan menindak pengunjuk rasa.
Baca juga: Pemimpin Junta Militer Myanmar Akan Hadiri KTT ASEAN di Jakarta Pada 24 April
Menurut video yang diverifikasi AFP yang direkam oleh seorang warga, pasukan keamanan berjongkok di jalan ketika komandan mereka berteriak tentang kematian.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) memverifikasi dua kematian terjadi di Mogok akibat ulah pasukan keamanan.
Selain itu, seorang pemuda ditembak dan dibunuh di Kota Kyaukme di negara bagian Shan utara saat mengendarai sepeda motornya selama jam malam.
Diketahui, wilayah di Myanmar sejak kudeta hingga sekarang masih memberlakukan jam malam yang berlangsung dari pukul 20.00 hingga 04.00 waktu setempat.
Dengan demikian, 730 demonstran tewas sejak penggulingan Aung San Suu Kyi, 1 Februari 2021.
Berita lain terkait Krisis Myanmar
(Tribunnews.com/Rica Agustina)