TRIBUNNEWS.COM - Angkatan Laut Amerika Serikat mengaku telah melepaskan tembakan peringatan ke kapal-kapal milik Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran di Teluk.
Washington menuduh kapal-kapal IRGC mendekati kapal-kapal AS di perairan internasional.
Melansir Al Jazeera, dalam sebuah pernyataan pada Selasa, Armada Kelima AS mengatakan tiga kapal IRGC mendekati kapal patroli Angkatan Laut AS dan kapal patroli Penjaga Pantai AS pada Senin malam.
"Awak AS mengeluarkan beberapa peringatan melalui radio bridge-to-bridge dan perangkat pengeras suara, tetapi kapal IRGCN melanjutkan manuver jarak dekat mereka," bunyi pernyataan itu.
Dijelaskan bahwa Awak (kapal patroli angkatan laut AS) Firebolt kemudian melepaskan tembakan peringatan dan kapal IRGCN bergerak menjauh ke jarak yang aman dari kapal AS.
Baca juga: IRGC:Ilmuwan Nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh Dibunuh dengan Senjata Canggih yang Dikendalikan Satelit
Baca juga: Iran Bantah Perwira IRGC Tewas di Irak, Sebut Kabar Itu Berita Palsu
Ini adalah pertemuan kedua antara pasukan angkatan laut AS dan Iran di perairan Teluk bulan ini, setelah sekitar satu tahun tanpa insiden semacam itu.
Awal pekan ini, Angkatan Laut AS merilis rekaman tertanggal 2 April yang menunjukkan sebuah kapal yang diperintahkan oleh IRGC dipotong di depan USCGC Monomoy, menyebabkan kapal Penjaga Pantai AS tiba-tiba berhenti karena mesinnya dihisap.
Iran tidak segera mengakui pertemuan itu, yang tidak mengakibatkan cedera atau kerusakan.
Kapal serang cepat pantai cepat Iran yang paling dekat dengan kapal Amerika yakni 62 meter selama insiden pada Senin malam (26/4/2021).
Baca juga: AS Perintahkan Staf Kedutaan Tinggalkan Kabul Jelang Diakhirinya Perang 20 Tahun di Afghanistan
Baca juga: Amerika Serikat akan Bangun Infrastruktur di Norwegia untuk Dukung Operasi Sekutu di Kutub Utara
Iran dan AS terlibat dalam pembicaraan tidak langsung yang sedang berlangsung untuk kemungkinan kembali ke kesepakatan nuklir Iran 2015.
Mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian penting pada tahun 2018 untuk mendukung strategi "tekanan maksimum" terhadap Teheran, yang meningkatkan ketegangan antara kedua negara.
Presiden AS Joe Biden telah menjanjikan diplomasi baru dengan Iran dan kekuatan dunia berharap agar kedua negara kembali sepenuhnya mematuhi perjanjian, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).
Baca juga: Tanggapi Biden Soal Genosida Armenia, Tokoh Turki Minta Sistem Rudal S-400 Diaktifkan
Sebelumnya pada hari Selasa, kepala pasukan AS di Timur Tengah mengatakan bahwa militer AS berhati-hati untuk tidak membiarkan insiden dengan Angkatan Laut IRGC meningkat menjadi pembalasan dendam meskipun dia tidak secara khusus berbicara tentang interaksi hari Senin.
“Kegiatan yang biasanya kita lihat dari Angkatan Laut IRGC belum tentu kegiatan yang diarahkan oleh Pemimpin Tertinggi atau dari negara Iran, tindakan yang tidak bertanggung jawab oleh komandan lokal di tempat kejadian,” kata Jenderal Marinir Kenneth McKenzie, Kepala Komando Pusat AS.
Berita lain terkait Amerika Serikat
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)