Insiden tersebut menandai kali kedua dalam beberapa hari terakhir di mana kelangkaan oksigen di rumah sakit New Delhi terbukti berakibat fatal.
Sebelumnya, pada 23 April lalu, rumah sakit yang berbeda telah kehabisan oksigen, ini berdampak pada meninggalnya 26 pasien Covid-19 yang sakit kritis karena tidak mendapatkan oksigen.
Di New Delhi, warga menunggu berjam-jam di krematorium untuk melakukan upacara pemakaman bagi orang yang mereka cintai.
Baca juga: Kemenkes Waspadai Lonjakan Kasus Covid-19 seperti India
Lusinan tumpukan kayu bakar dikemas bersamaan dalam pemandangan tanpa tata cara yang baik.
Di sisi lain, setiap harinya, banyak warga harus meninggal di luar rumah sakit, karena tidak dapat mengakses perawatan.
Kepala Penasihat Medis Pemerintahan Presiden AS Joe Biden, Anthony S Fauci mendesak India untuk mengeksplorasi cara-cara militernya agar dapat membantu meringankan bencana tersebut.
Dalam sebuah wawancaranya dengan surat kabar The Indian Express, ia mengatakan bahwa situasinya 'seperti perang'.
Fauci juga sangat menyarankan India untuk menerapkan sistem penguncian (lockdown) secara nasional.
"Memang tidak ada negara yang suka melakukan lockdown. Namun tindakan lockdown sementara ini dapat berdampak signifikan pada dinamika wabah," kata Fauci.
India telah mengumumkan melaksanakan program vaksinasi untuk semua orang dewasa yang berusia di atas 18 tahun mulai Sabtu kemarin.
Namun mirisnya, banyak negara bagian yang tidak memiliki dosis vaksin yang cukup untuk memperluas program itu.
Beberapa pemerintah negara bagian mengatakan bahwa mereka tidak tahu kapan akan mendapatkan pasokan yang dibutuhkan untuk melakukan inokulasi pada semua warganya.
Kekurangan oksigen dan kekacauan dalam melaksanakan fase terbaru dari penggerak vaksin tentunya mendorong krisis di India menjadi lebih dalam.
Bahkan para Ahli Epidemiologi mengatakan bahwa jumlah kasus harian di India bisa mencapai 500.000 dalam beberapa pekan mendatang.