India telah melaporkan lebih dari 300.000 kasus baru dalam 10 hari terakhir dan ini berlangsung secara berturut-turut.
Angka ini membuat jumlah total infeksi selama pandemi di negara itu menjadi 19 juta kasus.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) India pada hari Sabtu kemarin, lebih dari 3.500 orang meninggal dalam periode 24 jam terakhir.
Para ahli menyebut angka tersebut tidak sesuai dengan fakta karena masih banyak kematian yang tidak tercatat.
Laporan terbaru dari krematorium dan pemakaman di berbagai kota serta negara bagian menunjukkan bahwa sebagian besar angka kematian akibat Covid-19 hilang dari data statistik resmi.
Baca juga: India Disarankan Berlakukan Lockdown Beberapa Minggu dan Bangun Rumah Sakit Sementara Seperti China
Beberapa daerah yang terkena dampak paling parah di negara itu, termasuk New Delhi dan negara bagian Maharashtra telah mengumumkan penerapan sistem penguncian (lockdown).
Pada hari Sabtu kemarin, pemerintah New Delhi mengatakan akan memperpanjang penutupannya untuk minggu ketiga.
Mirisnya, saat angka kasus positif dan kematian melonjak signifikan, dalam pidato nasional yang disampaikan pada 20 April lalu, Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi justru menegaskan bahwa lockdown harus menjadi 'opsi terakhir' yang dipilih.
Pada hari Jumat lalu, Modi bertemu dengan kabinet menterinya, yang mengeluarkan pernyataan dengan mengatakan situasi saat ini merupakan 'krisis satu kali dalam satu abad'.
Kabinet India pun meninjau langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk meningkatkan jumlah tempat tidur pasien rumah sakit, pasokan oksigen dan persediaan obat-obatan esensial.
Dua pesawat angkut militer yang membawa tabung oksigen, tes diagnostik cepat dan masker medis dari AS pun telah tiba di New Delhi pada hari Jumat kemarin.
Saat ini ada lebih banyak bantuan sedang dalam perjalanan menuju India.