News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Olimpiade Tokyo

Komite Penyelenggara Pastikan Olimpiade Tokyo Jepang Tetap Berjalan Sesuai Rencana

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Toshiro Muto (77), Dirjen/CEO Komite Penyelenggara Olimpiade.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Dirjen/CEO Komite Penyelenggara Olimpiade Jepang, Toshiro Muto memastikan penyelenggaraan Olimpiade Tokyo Jepang akan berlangsung sesuai jadwal yang dimulai dengan upacara pembukaan pada 23 Juli 2021.

"Olimpiade pasti jadi 100 persen, tidak mungkin tidak jadi dan pemberitaan di luar yang menyebut kemungkinan batal itu tidak benar," papar Toshiro Muto (77), Dirjen/CEO Komite Penyelenggara Olimpiade Jepang, Rabu (5/5/2021) di TV Tokyo.

Namun apabila deklarasi darurat (PSBB) tetap dilakukan hingga Juni 2021 oleh pemerintah Jepang, maka dipastikan Olimpiade akan berlangsung tanpa penonton, tetapi Olimpiade tetap berjalan sesuai rencana.

"Itulah sebabnya hanya soal penonton saja, selambatnya pertengahan Juni 2021 harus diputuskan ada penonton atau tidak, kalau pun ada juga seberapa banyak dan antisipasi lainnya," lanjutnya.

Bagaimana dengan vaksinasi terkait dengan Olimpiade?

"Untuk penyelenggaraan Olimpiade mendatang kami perkirakan sedikitnya 70 persen rakyat Jepang sudah divaksinasi pada saat Pembukaan Olimpiade nanti," paparnya.

Pemerintah Jepang bergegas melakukan vaksinasi secepat mungkin mulai pertengahan Mei 2021 ini karena vaksin dari Pfizer mulai berdatangan.

Perubahan dan peningkatan anggaran Olimpiade Jepang sehingga totalnya kini lebih dari 1,9 Triliun Yen. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Juni 2021 diperkirakan 200 juta vaksin Pfizer sudah masuk ke Jepang sehingga memperlancar vaksinasi di Jepang.

Lalu bagaimana kalau seandainya Olimpiade sampai terpaksa dibatalkan, apakah harus ganti rugi ke IOC?

"Tidak ada ganti rugi kepada IOC. Namun yang menjadi kaitan bukan hanya IOC tetapi banyak pihak terkait uang selama ini, misalnya pihak sponsor iklan dan sebagainya. Bagaimana penggantian uang rugi kepada mereka itu, bagaimana struktur uangnya di antara Panitia, pemda Tokyo dan pemerintah pusat Jepang. Banyak masalah yang akan muncul nantinya," jelasnya lebih lanjut.

Apabila tanpa penonton bagaimana motivasi para atlet nantinya?

"Motivasi bisa diberikan lewat remote online semua lewat internet ditayangkan di stadiun olahraga dan dengan pengeras suara maka akan keluar suara penonton dan sebagainya," jelasnya.

Profesor Kehormatan Katsuhiro Miyamoto dari Universitas Kansai memperkirakan jika Jepang tidak menerima penonton asing di Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo dan membatasi penonton domestik hingga 50 persen, kerugian ekonomi akan mencapai 1 triliun 625,8 miliar yen.

Baca juga: Anggaran Olimpiade Tokyo Jepang Naik 294 Miliar Yen

"Selain pengembalian tiket untuk penonton dari luar negeri, itu termasuk semua kerugian di industri pariwisata seperti hotel dan industri transportasi seperti pesawat terbang dan kereta peluru (shinkansen)," papar Prof Miyamoto, Senin (22/3/2021).

Namun apabila 100 persen tanpa penonton diprediksi bahwa "kerugian ekonomi dari penyelenggaraan Olimpiade Tokyo tanpa penonton akan mencapai 2 triliun 413,3 miliar yen."

Dari pengembalian tiket seluruh penonton saja diperkirakan ke luar dana hampir 100 miliar yen.

Sementara itu upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif dengan melalui zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang nantinya. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini