News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

1 dari 2 Orang yang Dites di India Barat Terkena Covid-19, Tingkat Kepositifan Tembus 50 Persen

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota keluarga dan pekerja ambulans yang mengenakan APD membawa jenazah pasien yang meninggal karena Covid-19 di tempat kremasi di New Delhi pada 27 April 2021.

TRIBUNNEWS.COM - Negara bagian Goa, wilayah India barat memiliki rekor tingkat infeksi sebesar 51,4 persen.

Artinya satu dari setiap dua orang yang dites di Goa positif Covid-19.

Dilansir CNN, angka ini menjadikan negara bagian Goa memiliki tingkat infeksi tertinggi secara nasional karena virus dipastikan menyebar di seluruh wilayahnya. 

Temuan tingkat kepositifan tembus 50% itu didasarkan hasil tes pada sebagian orang, sehingga besar kemungkinan tingkat infeksinya lebih tinggi diantara warga yang belum dites.

Menteri Kesehatan Goa, Vishwajit P. Rane pada Jumat (7/5/2021) mengatakan, negara bagian itu mencapai rekor kepositifan Covid-19 sebesar 51,4%.

Untuk itu Rane menyarankan agar Goa menerapkan lockdown total untuk menahan laju penyebaran virus.

Baca juga: Masuk Jepang, Warga Negara Pakistan, India dan Nepal Harus Karantina Khusus Selama 6 Hari

Baca juga: Nepal di Ambang Petaka Covid-19 Menyusul Tsunami Kematian di India

Seorang pria berdiri di tengah pembakaran para korban yang kehilangan nyawa karena virus Corona Covid-19 di tempat kremasi di New Delhi India pada 26 April 2021. (Money SHARMA / AFP)

Sekitar 690.360 tes telah dilakukan di negara bagian itu pada Jumat lalu, menurut Biro Informasi Pers Goa.

"Itulah kebutuhan saat ini," katanya.

Ia menambahkan, pemerintah negara bagian sedang mempertimbangkan penguncian.

"Kami memiliki masalah pasokan oksigen dan masalah lainnya. Kami perlu menurunkan tingkat kepositifan. Itulah satu-satunya cara untuk maju," tambahnya.

Negara bagian Goa merupakan rumah bagi sekitar 1,5 juta penduduk menurut sensus pada 2011.

Daerah itu terkenal sebagai pusat pariwisata dengan destinasi pantainya.

Sejak awal April lalu, Goa mulai mengalami peningkatan kasus infeksi dan terus meningkat secara eksponensial selama dua pekan terakhir.

Kamis (6/5/2021) lalu, Goa mencatat lebih dari 3.800 kasus harian tertinggi sejauh ini.

Lokasi Pariwisata yang Banyak Jadi Rujukan Warga

Rane menjelaskan, lonjakan kasus Covid-19 di Goa berkaitan dengan aturan pemerintah yang longgar.

Setelah India mengalami puncak wabah pada September tahun lalu, kasus mulai turun dan awal tahun ini banyak negara bagian melonggarkan prokes.

"Tidak ada batasan apa pun (dari Desember hingga Februari), dan itu adalah sesuatu yang harus kami perhatikan pada saat itu," kata Rane.

"Goa adalah salah satu tujuan yang paling disukai dan orang-orang biasanya datang. Dan pada saat itu, kami menemukan bahwa orang-orang tidak mengikuti (pedoman) dan protokol."

Umat Hindu membawa gambar Dewa Siwa dan Dewi Parwati dari kuil Kashi Vishwanath dalam perayaan Holi, festival warna musim semi, saat prosesi di Varanasi, India, Kamis (5/2/2020). Holi dirayakan di India pada akhir musim dingin pada bulan purnama terakhir bulan lunar. (AFP/STR)

Pelonggaran itu juga bertepatan dengan Diwali, festival Hindu dan salah satu perayaan tahunan terbesar.

Di saat festival itulah banyak orang melakukan perjalanan ke Goa dari seluruh India.

"Meningkatnya pariwisata, terutama selama periode festival, memunculkan potensi 'acara penyebar super'," kata Rane.

Otoritas negara bagian dan federal telah membangun pusat perawatan baru dan fasilitas ICU, termasuk satu dengan tangki oksigen 20.000 liter.

Pemerintah juga mencari tenaga kesehatan untuk magang dari mahasiswa kedokteran untuk membantu di fasilitas tersebut.

Perdana Menteri Lanjutkan Renovasi Parlemen

Sementara itu, Perdana Menteri India, Narendra Modi terus melanjutkan proyek renovasi gedung parlemen dan rumah pribadinya di tengah tsunami Covid-19.

Diberitakan Tribunnews sebelumnya, perbaikan kawasan parlemen itu memakan biaya senilai USD 1,8 miliar atau sekira Rp 25,6 triliun. 

Keputusan Modi melanjutkan mega proyek di New Delhi itu mendapat banyak kritikan dari oposisi politik maupun publik India.

Mereka menganggap pemerintah tidak seharusnya mengalirkan dana sebesar itu untuk proyek konstruksi di saat negara berjuang melawan pandemi Covid-19.

Perdana Menteri India, Narendra Modi (DNAIndia)

Baca juga: Di Tengah Tsunami Covid-19, PM India Malah Lanjutkan Renovasi Parlemen dan Rumah Rp 25 Triliun

Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di Bangalore India Ikut Pengaruhi Kinerja Perusahaan Besar AS

Proyek renovasi bertajuk Central Vista Redevelopment Project dikategorikan 'layanan esensial' sehingga pengerjaannya dilanjutkan meski sebagian besar proyek lainnya ditunda saat ini.

Proyek ini telah disetujui Kementerian Lingkungan Hidup pada awal tahun ini, tapi banjir kritikan seiring dengan tsunami Covid-19 di India.

"Orang-orang sekarat karena Covid, tetapi prioritas (Perdana Menteri Modi) adalah proyek Central Vista," cuit Yashwant Sinha, mantan menteri keuangan dan urusan luar negeri.

"Ego (Perdana Menteri) lebih besar dari kehidupan masyarakat," kata anggota parlemen oposisi Rahul Gandhi awal pekan ini.

Berita terkait Virus Corona

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini