News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bentrokan Palestina-Israel di Masjid Al Aqsa, Ratusan Orang Terluka  

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Masjid Al Aqsa di Palestina

TRIBUNNEWS.COM, YERUSALEM - Bentrokan besar terjadi antara polisi Israel dan jamaah Palestina yang berada di kawasan masjid Al Aqsa Yerusalem, Jumat (7/5/2021) malam waktu setempat.

Bentrokan dipicu ketegangan atas penggusuran beberapa keluarga Palestina yang tertunda, dan  memuncak masalahnya pada akhir Ramadan.

Organisasi Bulan Sabit Merah Palestina menyebutkan, setidaknya 178 warga Palestina terluka dalam bentrokan melawan polisi Israel di seantero Yerusalem.

Sekira 88 orang dirawat di rumah sakit, dan sebagian besar orang yang terkena dampak menderita luka di wajah dan mata mereka setelah terkena peluru karet dan pecahan peluru dari granat kejut.

Sebelumnya, media Israel juga melaporkan sedikitnya 12 petugas polisi mengalami luka-luka.

Baca juga: Presiden AS Joe Biden Tak Berminat Selesaikan Konflik Israel-Palestina

Baca juga: Israel dan AS Murka, Pengadilan Kriminal Internasional Bakal Selidiki Kejahatan Perang di Palestina

Bentrokan sengit terjadi setelah polisi Israel mengerahkan pasukan besar ke masjid Al Aqsa, tempat puluhan ribu warga Muslim berkumpul untuk salat Jumat terakhir di bulan suci Ramadan.

Para jemaah mulai melemparkan kursi, batu, dan sepatu ke polisi yang ditanggapi dengan menggunakan peluru karet, gas air mata, dan granat setrum.

Rekaman yang diterbitkan di media sosial menunjukkan kerumunan orang melemparkan apa yang tampak seperti perabot dan batu ke petugas anti huru hara.

Gumpalan tipis dari apa yang tampak seperti asap atau gas air mata ada di lokasi kejadian.

Di beberapa titik, beberapa pengunjuk rasa terlihat merangsek ke arah polisi dan bahkan melompati petugas. Sekelompok besar jemaah juga menemukan dirinya terjebak di dalam masjid akibat bentrokan tersebut.

Polisi Serang Jurnalis Rusia  

Sisi lain, seorang perwira Israel mengancam akan merusak kamera jurnalis Russia Today, mengganggu siaran langsung dari tempat kejadian. Namun saluran televisi itu tetap bisa mengudara dari lokasi beberapa menit kemudian.

Otoritas Israel juga menutup Gerbang Damaskus dan menutup Kota Tua Yerusalem untuk mengendalikan situasi.

“Polisi Israel tidak akan menyerah pada provokasi apa pun dan akan terus mengizinkan semua orang, siapa pun mereka, kebebasan untuk berdemonstrasi dalam batas-batas hokum,” kata poernyataan kepolisian Israel.

“Dengan ini, kami akan terus bertindak tanpa kompromi jika hukum dilanggar,” imbuh mereka merespon kejadian di Yerusalem ini.

Polisi menegaskan, mereka tidak akan membiarkan gangguan ketertiban, segala bentuk kekerasan dan upaya untuk merugikan petugas sambil memanfaatkan kebebasan beragama.

Polisi akhirnya mengontrol kawasan Temple Mount setelah rangkaian bentrokan. Lokasi ini menutupi reruntuhan Kuil Ibrani kuno, yang dihancurkan Romawi pada 70 Masehi.

Lokasi ini dianggap situs tersuci dalam Yudaisme. Namun, gunung ini juga suci bagi umat Islam, dan merupakan rumah bagi tiga masjid dan empat menara.

Kerusuhan saat ini dipicu oleh perselisihan hukum yang panjang antara beberapa keluarga Palestina dan pemukim Israel yang berusaha untuk menggusur mereka dari lingkungan terdekat Sheikh Jarrah.

Ketika seorang hakim pengadilan tinggi Israel sedang mempertimbangkan apakah akan menolak penggusuran Palestina, Prancis, Jerman dan Inggris telah meminta Tel Aviv untuk menghentikan perluasan pemukimannya di Tepi Barat yang diduduki.

PBB juga memperingatkan Israel penggusuran paksa di Yerusalem Timur mungkin sama dengan kejahatan perang.

Sementara itu, kerusuhan berisiko memicu konflik yang lebih besar antara Israel dan Palestina.

Pemimpin kelompok militan Islam Hamas, Ismail Haniyeh, mengirim pesan langsung ke Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, memperingatkan dia agar tidak bermain api.

"Kami akan membela Yerusalem tidak peduli apa pengorbanan yang harus kami lakukan," kata Haniyeh, menurut media Israel, yang juga melaporkan beberapa warga Palestina mengibarkan bendera Hamas di dekat Al-Aqsa pada Jumat.

Pemimpin kelompok militan lain, Jihad Islam, juga mengatakan tidak mungkin mentolerir apa yang terjadi di Yerusalem, dan musuh harus siap menerima balasan mereka setiap saat.

Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menyerukan sidang Dewan Keamanan PBB terkait bentrokan di Yerusalem Timur.

Sementara itu, Qatar mengecam penempatan pasukan keamanan Israel ke Temple Mount, yang disebutnya sebagai provokasi terhadap jutaan Muslim di dunia.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini