TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei pada Jumat (7/5/2021) menyebut Israel sebagai gembong teroris.
Hal itu dia sampaikan dalam pidato Hari Al Quds Internasional sebagai bentuk dukungan Iran kepada Palestina.
Hari Al Quds Internasional bertepatan pada Jumat terakhir di bulan Ramadhan.
Republik Islam Iran tidak mengakui negara Yahudi, yakni Israel dan mereka mendukung perjuangan Palestina.
Iran juga mendukung penuh kelompok bersenjata Hamas dan Hizbullah di Lebanon.
Dukungan ini telah dilancarkan dan menjadi pilar kebijakan luar negeri Iran sejak Revolusi 1979.
Baca juga: RI Kecam Pengusiran Paksa dan Serangan Biadab Israel di Palestina
Baca juga: Negosiator Sebut AS Siap Cabut Sebagian Besar Sanksi ke Iran
"Israel bukanlah sebuah negara, tapi basis teroris terhadap bangsa Palestina dan negara Muslim lainnya," kata Khamenei dalam sambutannya yang disiarkan di TV pemerintah, dikutip dari France24.
"Memerangi rezim lalim adalah memerangi penindasan dan terorisme, dan (melakukannya) adalah tugas semua orang," tambahnya.
Khamenei juga mengecam negara-negara arab yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.
Menurutnya "beberapa pemerintah Arab yang lemah" telah membuat "mimpi buruk bagi persatuan Muslim".
Tahun lalu, sejumlah negara Arab menormalisasi hubungannya dengan Israel yang ditengahi Amerika Serikat.
Negara-negara itu antara lain Uni Emirat Arab (UEA), Maroko, dan Sudan.
"Saya mengatakan ini dengan tegas: upaya ini tidak akan mencapai mana-mana," katanya.
Khamenei menyerukan agar warga Palestina terus melakukan perlawanan terhadap Israel.
"Penurunan rezim Zionis musuh telah dimulai dan tidak akan berhenti," ujarnya.
Hari Al Quds Internasional diinisiasikan Iran untuk menentang Zionisme dan Israel.
Peringatan ini secara simbolis menentang perayaan Hari Yerussalem yang dicetuskan Israel pada Mei 1968.
Tahun ini acara perayaan Hari Al Quds di Iran tidak diadakan karena pembatasan Covid-19.
Komentar Khamenei muncul di tengah meningkatnya kekerasan di Tepi Barat Palestina dan Yerussalem timur yang dicaplok Israel.
Kekerasan di Yerussalem pecah setelah muncul ancaman penggusuran terhadap sejumlah keluarga Palestina.
Pasukan keamanan Israel menewaskan dua warga Palestina dan melukai sepertiga dari kerumunan setelah melepaskan tembakan ke pangkalan Tepi Barat pada Jumat.
Baca juga: Fraksi PKS Desak Pemerintah RI Galang Kekuatan Internasional Beri Sanksi kepada Israel
Baca juga: Muhammadiyah Kutuk Serangan Biadab Israel Saat Muslim Shalat Terawih di Masjid Al-Aqsa
Kekerasan terbaru terjadi ketika warga Muslim Palestina berkumpul di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem timur untuk beribadah di Jumat terakhir Ramadhan.
Lebih dari 200 jemaah Palestina terluka setelah bentrok dengan polisi Israel Jumat (7/5/2021) malam, menurut organisasi kemanusiaan Bulan Sabit Merah Palestina.
Pada 2018 silam, Khamenei pernah mengatakan bahwa Israel adalah "tumor ganas" yang harus "diangkat dan diberantas".
Ketegangan hubungan Israel dengan Iran meningkat belakangan seiring dengan serangan maritim, ledakan di fasilitas nuklir Iran, dan pembunuhan ilmuwan nuklir Iran.
Iran menuduh semua itu dilakukan oleh pihak Israel.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)