TRIBUNNEWS.COM - Penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas 2020 yang secara resmi dikenal dengan Games of the XXXII Olympiad atau Olimpiade Tokyo, menuai kontroversi.
Pihak penyelenggara olimpiade, yaitu International Olympic Committee (IOC) bersikeras menggelar Olimpiade Tokyo di tengah pandemi COVID-19.
Sedangkan sebagian warga Jepang menginginkan pembatalan ajang olahraga internasional empat tahunan itu melalui petisi online.
Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, buka suara terkait hal tersebut, dalam rapat komite parlemen apakah Olimpiade Tokyo akan berlanjut meski infeksi COVID-19 melonjak.
Suga mengatakan, dia tidak pernah mengutamakan Olimpiade Tokyo, dan saat ini yang menjadi prioritasnya adalah melindungi nyawa dan kesehatan penduduk Jepang.
Baca juga: Survei Menunjukkan Lebih dari 70% Warga Jepang Berharap Olimpiade Tokyo Ditunda atau Dibatalkan
"Saya tidak pernah mengutamakan Olimpiade. Prioritas saya adalah melindungi nyawa dan kesehatan penduduk Jepang," kata Suga, dikutip dari Channel News Asia.
"Pertama-tama kita harus mencegah penyebaran virus," tambahnya.
Suga menegaskan, bahwa IOC memiliki keputusan akhir tentang nasib Olimpiade Tokyo.
Jika Olimpiade Tokyo jadi digelar, lanjut Suga, maka pemerintah akan mengambil langkah-langkah agar ajang tersebut terlaksana dengan aman.
Diketahui, Olimpiade Tokyo rencananya akan dibuka pada 23 Juli dan ditutup pada 8 Agustus 2021.
Olimpiade Tokyo semula dijadwalkan untuk diselenggarakan di Tokyo, Jepang, pada tanggal 24 Juli hingga 9 Agustus 2020.
Penundaan selama satu tahun tersebut terjadi karena pandemi virus corona (COVID-19) yang menyebar di Jepang.
Hingga kini, Jepang telah memperpanjang keadaan darurat di Tokyo sampai akhir Mei dan sedang berjuang untuk menahan lonjakan kasus COVID-19.
Hal tersebut menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang apakah Olimpiade harus dilanjutkan atau tidak.
Sementara itu, tingkat vaksinasi di Jepang juga terbilang paling rendah di antara negara-negara maju lainnya.
Baca juga: Atlet Olimpiade Indonesia Dipastikan Berangkat ke Olimpiade Naik Psawat Kelas Bisnis
Pejabat IOC dan perencana dari Tokyo sendiri bersikeras bahwa Olimpiade Tokyo akan berlangsung dengan cara yang aman dan terjamin.
Penonton asing telah dilarang dan perencana mengeluarkan buku pedoman aturan yang rumit pada bulan lalu yang bertujuan untuk mencegah infeksi virus corona.
Namun, sebuah survei opini publik, yang dilakukan dari 7 Mei hingga 9 Mei oleh harian Yomiuri Shimbun, menunjukkan bahwa 59 persen warga Jepang menginginkan Olimpiade Tokyo dibatalkan.
Sedangkan 39 persen warga Jepang mengatakan bahwa Olimpiade Tokyo harus diadakan.
Di survei tersebut, penundaan tidak ditawarkan sebagai opsi.
Baca juga: Atlet Olimpiade Indonesia dapat Penerbangan Kelas Bisnis, NOC Buka Peluang Kerjasama Dengan Maskapai
Survei lain yang dilakukan pada akhir pekan oleh TBS News menemukan bahwa 65 persen warga Jepang menginginkan Olimpiade Tokyo dibatalkan atau ditunda lagi.
Sebanyak 37 persen memilih untuk membatalkan acara sama sekali dan 28 persen menyerukan penundaan lagi.
Selain itu, lebih dari 300.000 orang telah menandatangani petisi untuk membatalkan Olimpiade Tokyo dalam kampanye Stop Tokyo Olympics.
Petisi yang diluncurkan Kenji Utsunomiya itu mendapat dukungan tersebut dalam waktu sekitar lima hari sejak diunggahnya.
Kenji Utsunomiya adalah seorang pengacara yang telah beberapa kali mencalonkan diri sebagai gubernur Tokyo.
Berita lain seputar Olimpiade Tokyo 2020
(Tribunnews.com/Rica Agustina)