"Hampir 30-40 mayat terlihat di Gangga dan ada anjing liar berkeliaran. Ya kebanyakan dari mereka kemungkinan korban Covid-19," kata aktivis sosial dan pengacara lokal, Ashwini Varma.
Menurut Varma, biaya kremasi yang mahal mungkin membuat warga miskin nekat membuang mayat keluarganya di sungai.
India saat ini sedang berkutat dengan pandemi Covid-19 gelombang kedua yang menyebabkan sistem kesehatan runtuh.
Lonjakan kasus infeksi dan kematian mencapai rekor selama beberapa hari.
Dilansir The Guardian, menurut statistik resmi, sekitar 4.000 orang meninggal akibat virus corona setiap hari di India.
Mengutip bukti anekdot dari krematorium, banyak ahli percaya jumlah harian sebenarnya bisa beberapa kali lebih tinggi.
Senin lalu, negara ini melaporkan hampir 370.000 infeksi baru dan lebih dari 3.700 kematian baru.
Varian virus corona yang menyebar di negara itu diduga menjadi faktor adanya tsunami Covid-19 dan dikategorikan sebagai 'concern' oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca juga: Puluhan Mayat Terdampar di Sungai Gangga India, Diduga Korban Covid-19 yang Tertampung Krematorium
Badan kesehatan PBB mengatakan mutasi B.1.617 yang pertama kali ditemukan pada Oktober lalu tampaknya lebih mudah menular.
"Karena itu, kami mengklasifikasikan ini sebagai 'variant of concern' di tingkat global," kata Maria Van Kerkhove, pimpinan WHO untuk penanggulangan Covid-19.
Menurut catatan Worldometers pada Selasa (11/5/2021), kasus infeksi Covid-19 India mendekati angka 23 juta di bawah AS.
Sementara itu total kematiannya mencapai 250.025, ketiga terbanyak secara global.
Di atasnya ada Amerika Serikat dan Brasil.
Berita terkait Virus Corona
Sumber: VOA Indonesia/Reuters