Partikel ini sebagian besar disebabkan pembakaran batu bara dan bahan bakar fosil lainnya.
Di luar Asia, Timur Tengah dan Afrika Utara memiliki sejumlah kota rentan dengan semua kategori ancaman.
Kota Lima di Peru adalah satu-satunya kota non-Asia yang masuk dalam daftar 100 kota paling rentan di dunia.
"Rumah bagi lebih dari setengah populasi dunia dan pendorong utama kekayaan, kota-kota sudah berada di bawah tekanan serius dari kualitas udara yang buruk, kelangkaan air dan bahaya alam," kata laporan yang ditulis Will Nichols.
"Di banyak negara Asia, kota-kota ini akan menjadi kurang ramah karena tekanan populasi meningkat dan perubahan iklim memperkuat ancaman dari polusi dan cuaca ekstrim, mengancam peran mereka sebagai penghasil kekayaan bagi ekonomi nasional."
Meski termasuk negara maju, banyak kota di China yang mengalami kerentanan lingkungan.
Dari 50 kota di seluruh dunia dengan polusi air terparah, 35 berada di China, menurut laporan itu.
Namun, Nichols mengatakan, sistem politik dan tingkat perkembangan China yang lebih maju mungkin akan lebih menguntungkan.
"Struktur tata kelola top-down China - dan kemauan untuk mengambil tindakan mendadak, seperti menutup pabrik untuk memenuhi tujuan emisi - memberinya lebih banyak kesempatan untuk memitigasi risiko ini."
Baca juga: Mengenal Teknologi Iron Dome, Sistem Pertahanan Militer Israel yang Halau Roket Hamas dari Gaza
Baca juga: Roketnya Jatuh di Samudera Hindia, China Dituding Tak Bertanggung Jawab atas Keamanan Luar Angkasa
Tata kelola India yang lebih lemah, ditambah dengan ukuran dan skala ekonomi informal, membuatnya jauh lebih sulit untuk mengatasi masalah lingkungan dan iklim di tingkat kota.
"Dua kota terpadat di Afrika, Lagos dan Kinshasa, termasuk di antara mereka yang berisiko tertinggi," kata laporan itu.
Kota-kota lain yang rentan termasuk Monrovia, Brazzaville, Freetown, Kigali, Abidjan, dan Mombasa.
Indeks iklim menggabungkan ancaman kejadian ekstrim, kerentanan manusia, dan kemampuan negara untuk beradaptasi.
Laporan ini adalah yang pertama dari serangkaian penilaian risiko untuk kota-kota dan mengevaluasi ancaman terhadap kelayakan hidup, potensi investasi, aset real estat, dan kapasitas operasional.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)