Lusinan warga sipil, termasuk 17 anak-anak, termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan terbaru Israel yang menargetkan kelompok Islam Hamas, menurut pihak berwenang di Gaza.
Israel mengatakan lusinan dari mereka yang tewas di Gaza adalah para militan, dan sejumlah kematian berasal dari roket yang salah tembak dari Gaza.
Najwa merasa takut anggota keluarganya di Jalur Gaza akan menjadi target serangan.
Ketakutan Najwa memuncak ketika membicarakan tentang kemungkinan serangan darat Israel di Gaza.
"Anda tidak akan merasa aman," ujarnya.
"Sebagai seorang ibu, ini sangatlah menakutkan, sangat melelahkan bagi perasaan saya, bagi kemanusiaan saya."
Najwa tidak yakin seberapa banyak yang harus dia beritahukan kepada anak-anaknya perihal kekerasan yang terjadi di sekitar mereka.
"Saya berhenti mengatakan apa pun kepada mereka," ungkapnya. "[Tapi] tidaklah mudah menyembunyikan ketakutanmu. Karena kamu tidak tahu apakah ini tempat yang aman atau tidak."
Baca juga: Israel Mulai Kerahkan Ribuan Tentara ke Perbatasan Gaza
Namun, terlepas dari usahanya untuk melindungi anak-anaknya dari pembicaraan ihwal pertempuran, Najwa memahami hal itu tidak bisa dihindari.
"Mereka melacak berita sepanjang hari, bahkan jika saya menyuruh mereka agar tidak melakukannya," katanya. "Semuanya ada di Instagram dan media sosial. Semuanya hancur."
Najwa memprihatinkan tentang kondisi kejiwaan anak-anaknya yang berulang kali menderita akibat konflik yang mendera Gaza sejak dulu.
Putra bungsunya, Mohammed, yang akan berulang tahun ke-12, mengalami perang Israel-Gaza pada 2008-2009 dan 2014, yang menewaskan ribuan orang warga sipil.
"Saya tidak bisa membayangkan ketika dia besar nanti - kenangan apa yang ingin dia ceritakan kepada anak-anaknya?"