Sehari sebelumnya, Biden mengatakan kepada wartawan bahwa Israel "Memiliki hak untuk mempertahankan diri ketika ribuan roket terbang ke wilayah itu."
Pernyataan Biden yang sama sekali tidak menyebut Palestina ini dikecam kaum progresif Partai Demokrat.
"Pernyataan tidak jelas seperti ini tanpa konteks atau pengakuan tentang apa yang memicu siklus kekerasan ini-yaitu pengusiran orang Palestina dan serangan terhadap Al Aqsa-merendahkan martabat orang Palestina & menyiratkan bahwa AS akan melihat ke arah lain dalam pelanggaran hak asasi manusia. Itu salah," cuit Rep. Alexandria Ocasio-Cortez dan New York.
Rep. Ilhan Omar dari Minnesota turut mengkritik Biden yang tidak menyebut latar belakang eskalasi kekerasan ini dan perlakuan Israel kepada Palestina.
"Tidak disebutkan Sheikh Jarrah. Tidak disebutkan serangan Al-Aqsa," tulisnya.
"Anda tidak memprioritaskan hak asasi manusia. Anda berpihak pada pekerjaan yang menindas," lanjutnya.
Dilansir VOA, Gedung Putih mengatakan ada 25 lebih seruan dari pejabat AS kepada Israel, Palestina, dan otoritas Arab untuk memadamkan konflik ini.
AS telah mengirim utusan ke Israel untuk mencoba menengahi gencatan senjata.
Demokrat yang menguasai Kongres gigih mempertahankan keyakinan Israel harus membela diri.
AS dalam beberapa tahun terakhir telah mengirimkan hampir USD 4 miliar bantuan militer ke Israel dan menjamin pinjaman USD 8 miliar lagi.
Hubungan Mesra Biden dengan Netanyahu
Biden dan Netanyahu telah saling kenal sejak 1980-an, ketika Biden menjadi senator di Komite Hubungan Luar Negeri dan Netanyahu ditempatkan di Kedutaan Besar AS di Washington.
Pada saat itu, Biden sering bepergian ke Israel dan menyatakan dirinya sebagai pendukung setia Israel.
"Semua orang tahu saya mencintai Israel," kata Biden pada perayaan Hari Kemerdekaan Israel 2015 lalu, dikutip dari USA Today.
Baca juga: Tentara Israel Makin Brutal, 10.000 Warga Palestina Tinggalkan Rumah di Gaza
Baca juga: Respons RNA 98 Sikapi Langkah Pemerintah Indonesia Terkait Serangan Israel Terhadap Palestina