Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Militer Israel dan Palestina setuju untuk melakukan gencatan senjata sebagai jalan mengakhiri konflik.
Gencatan senjata antar kedua negara berlaku sejak Jumat dini hari, pukul 02.00 waktu setempat.
Dilansir Tribunnews.com dari theguardian.com, Jumat (21/5/2021), konflik antara Israel-Palestina telah berlangsung 11 hari dan menelan korban 230 jiwa di Gaza dan 12 di Israel.
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu, pada Kamis malam waktu setempat, mengumumkan bahwa Israel menyetujui usulan gencatan senjata tanpa syarat yang diusulkan Mesir.
Demikian juga organisasi Islam Palestina Hamas dan para jihadis muslim yang mengumumkan menyetujui usulan gencatan senjata.
Sehari sebelumnya Presiden Amerika Serikat Joe Biden meminta Netanyahu untuk menurunkan tensi dan meminta agar kedua belah pihak menyatakan gencatan senjata.
Setelah kedua belah pihak menyatakan gencatan senjata, Biden menyampaikan terimakasih kepada Presiden Mesir Abdel Fatah al-Sisi.
"Ini kesempatan baik untuk menuju perdamaian di Timur Tengah. Saya sekaligus berterima kasih kepada presiden Mesir, Abdel Fatah al-Sisi, atas perannya," kata Biden dalam keterangannya, dilansir Tribunnews.com, Jumat (21/5/2021).
Selain itu, Biden juga menyampaikan komitmen Amerika Serikat untuk ikut serta menjaga perdamaian antara Israel dan Palestina.
Baca juga: Panggilan Telepon Keempat Biden dan Netanyahu, Bahas Jalan Menuju Gencatan Senjata Israel-Palestina
"Saya yakin orang Palestina dan Israel sama-sama berhak untuk hidup dengan aman dan terjamin, dan menikmati kebebasan, kemakmuran, dan demokrasi yang setara. Amerika Selatan akan melanjutkan diplomasi tanpa henti demi mencapai tujuan itu," kata Biden.
Selain Amerika Serikat, Pemerintahan Inggris turut memberikan respon positif atas gencatan senjata antara Israel dan Palestina.
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab meminta semua pihak agar gencatan senjata antara Israel-Palestina berlangsung lama.
"Semua pihak harus bekerjasama untuk membuat gencatan senjata ini tahan lama, sekaligus untuk mengakhiri siklus kekerasan yang menyebabkan hilangnya nyawa warga sipil," kata Dominic.