Netanyahu menambahkan bahwa Hamas “tertanam dalam di wilayah sipil” untuk menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia.
Perwakilan diplomatik dari AS, Uni Eropa dan duta besar dari Rusia, Cina, India, Jerman, Austria, Australia, Jepang, Brasil, Kanada dan Italia menghadiri pengarahan tersebut, menurut Kementerian Luar Negeri Israel.
Peningkatan ketegangan yang dramatis ini dipicu oleh protes penggusuran keluarga Palestina dari lingkungan di Yerusalem timur oleh Mahkamah Agung Israel.
Di Yerusalem pada 7 Mei 2021 kemarin, pasukan keamanan Israel bentrok dengan warga Palestina yang melempar batu di dekat Masjid Al-Aqsa.
“Kami telah menerima lebih dari 60 panggilan, mulai dari presiden hingga ke bawah, dengan para pemimpin senior di Israel, Otoritas Palestina dan para pemimpin lainnya di kawasan itu,” kata Wakil Sekretaris Pers Utama Gedung Putih Karine Jean-Pierre kepada wartawan di pesawat Air Force One.
“Presiden telah melakukan ini untuk waktu yang lama, selama beberapa dekade, dia yakin ini adalah pendekatan yang perlu kami ambil. Dia ingin memastikan kami mengakhiri kekerasan dan penderitaan yang kami saksikan bagi rakyat Palestina dan Israel," tambah Jean-Pierre.
Ketika didesak untuk mengetahui detail lebih lanjut dari panggilan tersebut, Jean-Pierre mengatakan dia akan membiarkan pembacaan formal “berbicara sendiri”.
Baca juga: TESTIMONI Jurnalis Palestina di Gaza: Ini Perang Brutal, Setiap Orang Jadi Target dan Ditembaki
Baca juga: Massa Gelar Aksi Bela Palestina di Kedubes Amerika: Stop Bombing Gaza
Biden mengatakan kepada Netanyahu awal pekan ini bahwa AS mendukung gencatan senjata di tengah seruan dari 28 senator Demokrat untuk segera mengakhiri kekerasan.
“Presiden menegaskan kembali dukungan tegasnya untuk hak Israel untuk mempertahankan diri dari serangan roket yang membabi buta. Presiden menyambut baik upaya untuk mengatasi kekerasan antarkomune dan untuk membawa ketenangan ke Yerusalem," jelas pernyataan Gedung Putih tentang seruan itu.
Biden juga meminta Israel untuk memastikan perlindungan warga sipil yang tidak bersalah di tengah konflik.
Pada Minggu, Israel melakukan serangan yang meratakan beberapa rumah di Jalur Gaza.
Serangan itu, yang paling mematikan dalam konflik yang sedang berlangsung, menewaskan sedikitnya 42 orang.
Netanyahu membela serangan udara yang menghukum pada Sabtu yang meruntuhkan gedung 13 lantai yang menampung media internasional, menuduh Hamas menggunakan sebagian bangunan untuk merencanakan serangan teror.
Berita lain terkait Israel Serang Jalur Gaza
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)