TRIBUNNEWS.COM - Ibu kota India, New Delhi, akan melonggarkan pembatasan sosial atau lockdown akibat virus corona (COVID-19) mulai minggu depan, jika tambahan kasus barunya terus menurun.
Negara di Asia Selatan ini pada Minggu (23/5/2021) melaporkan 240.842 infeksi baru secara nasional selama 24 jam, dan 3.741 kematian.
Jumlah tersebut termasuk jumlah tambahan kasus baru terendah dalam lebih dari sebulan.
Dikutip dari Aljazeera, selama berminggu-minggu, India telah berjuang melawan gelombang kedua COVID-19 yang menghancurkan serta melumpuhkan sistem kesehatannya dan menyebabkan kekurangan pasokan oksigen.
New Delhi merupkan satu di antara kota yang paling terdampak, diisolasi mulai 20 April 2021 lalu.
Hingga pada beberapa pekan terakhir, tambahan kasus baru telah menurun dan tingkat positif tes telah turun di bawah 2,5 persen, dibandingkan dengan 36 persen bulan lalu, kata Kepala Menteri Arvind Kejriwal.
Baca juga: Cegah Risiko Impor Covid-19, Kanada Perpanjang Larangan Penerbangan dari India
Adapun jika tambahan kasus terus menurun selama seminggu ke depan, maka mulai 31 Mei 2021, pihaknya akan melonggarkan pembatasan sosial.
"Jika kasus terus menurun selama seminggu, maka mulai 31 Mei kami akan memulai proses pembukaan lockdown," kata Kejriwal dalam konferensi pers.
Kepala Dewan Riset Medis India yang dikelola negara mengatakan bulan ini distrik dengan tingkat infeksi yang tinggi harus tetap menerapkan pembatasan sosial selama enam sampai delapan minggu untuk memutus rantai penularan.
Kasus COVID-19 harian India menurun setelah mencapai puncaknya pada 9 Mei 2021.
Pemerintah mengatakan pada Minggu (23/5/2021) bahwa mereka sedang melakukan tes COVID-19 dalam jumlah tertinggi, dengan lebih dari 2,1 juta sampel diuji dalam 24 jam sebelumnya.
Namun, para ahli kesehatan telah memperingatkan India dapat menghadapi gelombang ketiga infeksi dalam beberapa bulan mendatang.
Setelah Jamur Hitam, Bengaluru India Siap-siap Hadapi Gelombang Infeksi Jamur Putih
Layanan kesehatan di Kota Bengaluru, India, saat ini tengah bersiap untuk menghadapi gelombang baru infeksi jamur pasca tsunami kasus virus corona (Covid-19) di negara itu.
Setelah beberapa waktu lalu muncul infeksi jamur hitam atau disebut 'Mucormycosis', kali ini negara di kawasan Asia Selatan itu harus siap melihat kemunculan 'jamur putih' atau disebut Kandidiasis.
Dikutip dari laman Deccan Herald, Minggu (23/5/2021), menurut laporan kasus yang terjadi di kota Patna, negara bagian Bihar, kasus infeksi jamur putih mengalami peningkatan pada hari Jumat lalu.
Para dokter di Bengaluru pun mencatat bahwa beberapa kasus jamur putih yang terkait dengan Covid-19 telah ditemukan di kota tersebut.
Mereka menambahkan bahwa infeksi jamur putih sama seperti Mucormycosis, karena dapat menyebabkan nekrosis jaringan yang tampak hitam.
Pulmonologi Intervensi Rumah Sakit Manipal, Dr Sachin D mengatakan jamur putih adalah suatu kondisi yang sebelumnya telah 'dikenal' di bidang medis.
"Jauh sebelum Covid-19, kami biasa mendapatkan beberapa kasus orang yang menderita 'jamur putih' yang menimbulkan bercak putih, namun infeksinya terlokalisasi hanya di rongga mulut atau area genital (organ intim). Kami belum pernah melihat kandidiasis dalam penyebaran seperti itu, seperti yang kita alami sekarang," kata Dr Sachin.
Penyebaran infeksi ini, kata dia, termasuk menyerang ke seluruh organ tubuh dan kulit.
Baca juga: Cegah Risiko Impor Covid-19, Kanada Perpanjang Larangan Penerbangan dari India
"Efeknya di paru-paru itu yang mengkhawatirkan karena diketahui menyebabkan nanah," tegas Dr Sachin.
Kendati demikian, para dokter tidak meyakini adanya kemungkinan bahwa infeksi ini dapat menyebabkan kematian jika dibandingkan dengan Mucormycosis.
Dr Vishal Rao dari Rumah Sakit HCG menggambarkan laporan yang menyebut bahaya 'jamur putih' sebagai hal yang tidak perlu dipercaya.
"Kami memiliki dua hingga tiga kasus (jamur putih) di HCG, semuanya pulih. Ini tentu tidak lebih berbahaya dari Mucormycosis yang membutuhkan intervensi medis ekstensif untuk mengatasinya," kata Dr Rao.
Hal tersebut pun dibenarkan Dr Sachin yang menyebut penyakit ini dapat diobati jika gejalanya diketahui lebih awal.
Baca juga: 90 Orang di India Dilaporkan Meninggal akibat Infeksi Jamur Hitam setelah Sembuh dari Covid-19
"Jika ketahuan lebih awal, itu dapat diobati secara efektif," papar Dr Sachin.
Menurut Dr Rao, jamur putih baru-baru ini terlihat pada orang yang masuk dalam empat kategori, yakni penggunaan steroid yang berlebihan, penderita diabetes atau diabetes yang disebabkan oleh obat, orang yang membutuhkan dukungan oksigen ekstensif saat menderita Covid-19, serta orang-orang yang belum divaksinasi.
"Orang lain di luar kategori ini umumnya lebih aman dari penyakit itu. Kandidiasis ini ada di sekitar kita sebagai bagian dari lingkungan yang normal dan bahwa orang menghirup partikel secara teratur," jelas Dr Rao.
Di sisi lain, Dr Sachin mengatakan bahwa Rumah Sakit Manipal telah mencatat beberapa kasus tersebut diantara penderita Covid-19.
Namun ia menekankan, manifestasi jamur ini terjadi pada individu yang mengalami sakit parah dengan status positif Covid-19, karena mereka umumnya memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh.
"Ini bukan hanya karena novel coronavirus, tetapi juga dipicu melalui penggunaan obat-obatan seperti tocilizumab, baricitinib dan steroid yang dapat menurunkan kekebalan tubuh," tutur Dr Sachin.
Baca juga: Gelombang Kedua Covid di Nepal Diperkirakan Lebih Buruk dari India
Studi penelitian menemukan sumber potensial Mucormycosis
Terlepas dari kekhawatiran bahwa penggunaan steroid berada di balik sederet kasus Mucormycosis di India, sebuah studi penelitian baru telah menunjukkan bahwa penggunaan steroid hanyalah penyebab tambahan.
Menurut laporan rahasia yang disetujui oleh Komite Etik Kelembagaan (KIE), penyebab utama munculnya penyakit ini adalah penggunaan air keran untuk fumigasi di rumah sakit kabupaten dan rumah sakit kecil.
Seorang sumber mengatakan bahwa dalam pedoman tersebut disarankan untuk menggunakan air garam.
"Namun, di banyak rumah sakit kecil dan pusat taluk, air keran digunakan, dan ini yang menyebabkan infeksi jamur," kata sumber tersebut.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Setelah Jamur Hitam, Bengaluru India Siap-siap Hadapi Gelombang Infeksi Jamur Putih
Berita lain seputar Virus Corona
(Tribunnews.com/Rica Agustina/Fitri Wulandari)