TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Direktur Jenderal (Dirjen) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan negara-negara di dunia untuk tidak berpuas diri dan memuji secara berlebihan para tenaga kesehatannya yang berjuang di garis depan dalam melawan pandemi Virus Corona (Covid-19).
Ia mengeluarkan peringatan keras saat berpidato di hadapan majelis Menteri Kesehatan tahunan badan kesehatan PBB dari 194 negara anggotanya.
"Dunia tetap dalam situasi yang sangat berbahaya, tidak peduli seberapa sukses program vaksinasi yang mereka lakukan," kata Ghebreyesus.
Ia memperingatkan negara-negara agar tidak berasumsi bahwa mereka 'telah keluar dari hutan' atau dengan kata lain berhasil mengatasi pandemi.
Dia memuji upaya global para tenaga medis yang berjuang di garis depan saat dunia menghadapi krisis kesehatan.
Baca juga: Ini Beda Isolasi dengan Karantina Covid-19
Namun ia tetap menekankan bahwa selama virus SARS-CoV-2 dan variannya masih tersebar, tidak ada ruang dan waktu untuk berpuas diri.
"Jangan salah, ini bukan terakhir kalinya dunia menghadapi ancaman pandemi. Ini merupakan kepastian evolusi bahwa akan ada virus lain yang berpotensi lebih menular dan lebih mematikan dari yang satu ini," tegas Ghebreyesus.
Menurutnya, pandemi Covid-19 masih dibayangi oleh 'ketidakadilan yang memalukan' dalam proses pendistribusian vaksin.
Karena ia menyebut bahwa lebih dari 75 persen dari seluruh vaksin Covid-19 didistribusikan hanya pada 10 negara.
Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (24/5/2021), Ghebreyesus pun menggarisbawahi target baru yang ditetapkan WHO untuk melindungi masyarakat dari pandemi di negara-negara termiskin.
"Tidak ada cara diplomatik untuk mengatakannya, sekelompok kecil negara yang membuat dan membeli sebagian besar vaksin dunia mengendalikan nasib seluruh dunia," jelas Ghebreyesus.
Ia pun mendesak agar negara-negara yang menguasai stok vaksin ini untuk menyumbangkan sebagian vaksin mereka kepada Fasilitas COVAX yang diinisiasi oleh WHO dan aliansi vaksin GAVI serta beberapa lembaga terkait lainnya.
Inisiatif COVAX sengaja dibangun untuk memberikan akses yang adil bagi negara berkembang dan miskin dalam memperoleh vaksin Covid-19.
"Ini penting untuk menghentikan penyakit dan kematian, menjaga tenaga kesehatan kita agar tetap aman, membuka kembali aktivitas masyarakat dan ekonomi kita," pungkas Ghebreyesus.