TRIBUNNEWS.COM, JENEWA – Negara-negara Muslim menyerukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menyelidiki kemungkinan adanya kejahatan yang dilakukan selama konflik 11 hari antara Israel dan kelompok militer Palestina Hamas.
Dewan Hak Asasi Manusia PBB akan mengadakan sesi khusus tentang konflik terbaru pada hari Kamis (27/5/2021), atas permintaan Pakistan, sebagai koordinator Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan negara Palestina.
Negara-negara itu mengajukan rancangan resolusi terlambat pada hari Selasa yang akan membentuk komisi independen penyelidikan internasional untuk menyelidiki semua pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Palestina, termasuk Yerusalem Timur dan di Israel, sejak 13 April lalu.
Rancangan resolusi ini juga akan memeriksa semua akar penyebab ketegangan dan ketidakstabilan, "termasuk diskriminasi dan penindasan sistematis berdasarkan identitas nasional, etnis, ras atau agama," kata draf itu.
Tim independen akan mengumpulkan dan menganalisis bukti kejahatan yang dilakukan, termasuk materi forensik, "untuk memaksimalkan kemungkinan diterimanya dalam proses hukum".
Tim itu akan mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab untuk mencoba dan mengakhiri impunitas dan memastikan akuntabilitas hukum.
Meirav Eilon Shahar, duta besar Israel untuk PBB di Jenewa, mengatakan dalam sebuah tweet di Twitter pekan lalu, mengandu sesi "menargetkan Israel adalah bukti jelas agenda anti-Israel dari badan ini.
"Hanya menghargai tindakan Hamas, organisasi teroris", tambahnya.
Baca juga: Reaksi Pemimpin Dunia setelah Israel-Hamas Sepakati Gencatan Senjata & Akhiri Pertempuran 11 Hari
Sejak didirikan pada tahun 2006, dewan hak-hak PBB, sebuah forum beranggotakan 47 orang, telah mengadakan delapan sesi khusus sebelumnya yang telah mengutuk Israel dan melakukan beberapa penyelidikan ke dalam dugaan kejahatan perang.
Amerika Serikat bergabung kembali dengan forum di bawah Presiden Biden setelah pemerintahan Trump berhenti menuduhnya sebagai bias anti-Israel. Delegasi AS saat ini memiliki status pengamat tetapi tidak ada suara.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengunjungi Timur Tengah pada hari Selasa dan berjanji bahwa Washington akan memberikan bantuan baru untuk membantu membangun kembali Gaza sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat gencatan senjata antara Hamas dan Israel.(Reuters)