News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kapal Boat Tenggelam di Nigeria, Lebih dari 150 Orang yang Hilang Dikhawatirkan Meninggal

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO ILUSTRASI: Sebuah kapal patroli Perlindungan Sipil di sungai Niger selama Festival tahunan di Nigerl di Segou pada 6 Februari 2020.

TRIBUNNEWS.COM - Ratusan orang di Nigeria dikhawatirkan meninggal setelah sebuah kapal yang membawa sekitar 200 orang pecah menjadi dua dan tenggelam di sungai, BBC.com mengabarkan.

Sebagian besar penumpang adalah wanita dan anak-anak yang bepergian dari negara bagian Niger ke negara bagian Kebbi.

Setidaknya 20 orang telah diselamatkan.

Pihak berwenang menyebut kecelakaan yang terjadi pada hari Rabu (26/5/2021) itu karena kelebihan muatan.

Penyelam dan petugas darurat berusaha menyelamatkan orang lain di Sungai Niger, kata pejabat setempat kepada BBC.

Baca juga: Polisi Amankan 310 Kg Narkoba Asal Iran, Dikendalikan dari Nigeria, Masuk Indonesia Via Jalur Laut

Baca juga: Ratusan Siswi Sekolah Menengah di Nigeria yang Diculik Kelompok Bersenjata Kini Dibebaskan

Presiden Muhammadu Buhari menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban.

"Hanya 20 orang yang diselamatkan hidup-hidup, empat dikonfirmasi tewas."

"Sementara 156 orang lainnya masih hilang dan mereka diyakini berada di bawah air," kata manajer lokal Otoritas Saluran Air Pedalaman Nasional Yusuf Birma seperti dikutip oleh kantor berita AFP.

Abdullahi Buhari Wara, kepala administrasi distrik Ngaski mengatakan kepada kantor berita AFP, kecelakaan itu terjadi karena kelebihan muatan.

Kapal itu juga sarat dengan karung pasir dari tambang emas, katanya.

Baca juga: Mengenal Mogami, Kapal Fregat Jepang yang Akan Dikirim dan Diproduksi Bersama di Indonesia

Baca juga: Kapal Tanker Mati Mesin, KPLP Tanjung Uban Kirim Kapal Patroli Untuk Pertolongan dan Pengamanan

Qasimu Umar Wara, seorang penduduk kota terdekat Wara sebelumnya mengataka, lima jenazah telah ditemukan.

Namun diperkirakan akan lebih banyak lagi jenazah yang tersapu di hari-hari mendatang.

"Kapal itu kelebihan muatan," ujar Qasimu.

"Saudaraku termasuk di antara mereka yang hilang."

"Ini adalah kecelakaan kapal terburuk yang pernah terjadi di perairan ini."

Kecelakaan kapal di sepanjang Sungai Niger sering terjadi akibat kapasitas yang berlebihan sebagai penyebab utama, serta tabrakan dengan batang pohon di bawah air.

Kecelakaan Serupa di San Diego, AS

Setidaknya tiga orang tewas dan 27 orang dilarikan ke rumah sakit setempat setelah sebuah kapal boat terbalik dan hancur di dekat monumen Cabrillo di San Diego, California AS, pada Minggu (2/5/2021) pagi waktu setempat, menurut Departemen Penyelamatan Pemadam Kebakaran San Diego (SDFD).

Dalam konferensi pers, Lifeguard SDFD Letnan Rick Romero mengatakan, sekitar 30 orang diyakini berada di kapal boat itu. Tidak ada manifes.

Romero mengatakan kapal boat sepanjang 12 meter itu penuh sesak.

Para pejabat tidak yakin dari mana kapal itu berasal.

Romero mengatakan ketika pihaknya tiba di tempat kejadian, "kapal telah pecah" setelah tertangkap di terumbu karang.

Baca juga: KPLP Evakuasi WNI yang Alami Insiden Kecelakaan Kerja di Kapal Pesiar

Kapal boat terbalik dan hancur di dekat monumen Cabrillo di San Diego, California AS, pada Minggu (2/5/2021) pagi waktu setempat, mengakibatkan 3 orang tewas dan 27 lainnya dilarikan ke rumah sakit (Twitter SDFD)

Ia mengatakan ada orang di air yang tenggelam atau terjebak dalam arus pecah (rip current) dan ditarik ke laut.

Kapal penyelamat dan jet sky mampu menarik beberapa orang keluar dari air.

Setidaknya satu warga sipil melompat ke air untuk membantu penyelamatan.

Ia mengatakan CPR dilakukan pada empat orang, tiga di antaranya meninggal dunia..

Sementara itu, penumpang lainnya berjalan atau berenang ke pantai.

Cedera yang dialami penumpang termasuk hipotermia dan cedera akibat kapal pecah.

Jeff Stephenson, agen pengawas Patroli Perbatasan mengatakan, kapal itu diyakini sebagai kapal penyelundup ilegal.

Pria yang diyakini sebagai operator kapal, tersangka penyelundup, ditahan.

Departemen yang menanggapi kejadian itu juga termasuk Penjaga Pantai AS, penjaga pantai kota, dan lembaga lainnya.

Penjaga Pantai AS masih mencari korban di air, karena jumlah pasti orang yang berada di kapal itu tidak diketahui.

"Melintasi perbatasan secara ilegal tidak aman apa pun metodenya, terutama di laut," ujar Stephenson.

"Para penyelundup benar-benar tidak peduli dengan orang yang mereka eksploitasi."

"Yang mereka pedulikan hanyalah merogoh kocek mereka sendiri untuk mendapatkan keuntungan."

Stephenson mengatakan, kapal itu sangat penuh sesak dengan peralatan keamanan yang tidak memadai.

Ia juga mengatakan kasus penyelundupan laut telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Penyelundupan laut digunakan oleh para penyelundup sebagai jalan alternatif, kemungkinan karena peningkatan infrastruktur perbatasan dan patroli di darat.

Dari 2019 hingga 2020, Stephenson mengatakan agensinya mengalami "peningkatan 92% dalam kekhawatiran di lingkungan maritim."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Berita lainnya terkait kecelakaan kapal

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini