News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Israel Serang Jalur Gaza

Ribuan Warga Amerika Unjuk Rasa Dukung Palestina dan Tuntut AS Setop Dukungan ke Israel

Editor: hasanah samhudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lebih dari 200 ribu warga Kota London menggelar aksi solidaritas bagi rakyat Palestina di pusat Kota London, Inggris, Sabtu (22/5/2021) siang waktu setempat. Mereka meminta pemerintah ikut mendesak Israel untuk menghentikan serangan-serangannya terhadap warga Palestina di Gaza.

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Lebih dari 1.000 orang demonstrasi di Washington Sabtu (29/5) waktu setempat. Mereka mendukung Palestina dan menyerukan diakhirinya bantuan AS untuk Israel.

Demonstrasi berlangsung di tangga Lincoln Memorial. Pengunjuk rasa memegang bendera Palestina bewarna merah, putih, hijau dan hitam.

"Kami berharap untuk mengirim pesan yang jelas kepada pemerintah Amerika Serikat bahwa hari-hari untuk mendukung negara Israel telah berakhir," kata Sharif Silmi (39), seorang  demonstran yang juga pengacara di Washington, yang berdiri di antara kerumunan pendemo.

"Kami akan melawan politisi mana pun yang terus mendanai senjata ke Israel. Kami akan menentang mereka, kami akan memberikan suara menentang mereka, kami akan mendanai lawan-lawan mereka, sampai kami mengeluarkan mereka dari jabatan," kata Silmi.

Lama Alahmad, warga Virginia yang berasal dari Palestina, mengatakan opini publik AS berpihak pada perjuangan Palestina.

Baca juga: Ketua Dewan HAM PBB Sebut Serangan Israel ke Gaza Mungkin Kejahatan Perang

"Ada perubahan besar yang terjadi di AS sehubungan dengan perjuangan Palestina mencari tanah air yang berdaulat,” kata Alahmad.

"Kami hanya ingin dunia menyadari bahwa kami adalah manusia. Kami bukan teroris," kata Alahmad (43), ibu rumah tangga yang tumbuh di Uni Emirat Arab sebelum pindah ke AS sekitar 20 tahun lalu.

Silmi menegaskan sekarang ada oposisi luas di AS terhadap bagaimana Israel memperlakukan Palestina, yang dia persamakan dengan apartheid di Afrika Selatan.

“Orang-orang sekarang telah bangkit,  dan kami melawan. Baik pemuda Yahudi, pemuda Muslim, pemuda kulit hitam, kulit putih muda, ada pergeseran generasi. Dan orang-orang bekerja lintas kelompok etnis, kelompok ras, untuk bekerja demi perubahan dan kebebasan dan pembebasan bagi rakyat Palestina," kata Silmi.

Unjuk rasa dilakukan saat sedang berlangsungnya gencatan senjata yang mengakhiri 11 hari konflik berdarah antara Israel dan kelompok Palestina Hamas di Jalur Gaza.

Baca juga: Ini Jawaban Israel dan AS Tanggapi Resolusi PBB untuk Menyelidiki Kejahatan di Gaza

Kementerian Kesehatan di Gaza menyebutkan, serangan 11 hari di Jalur Gaza, yang dimulai pada 10 Mei, menewaskan sedikitnya 254 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak, dan melukai lebih dari 1.900 orang.

Sementara sedikitnya 12 orang, termasuk tiga pekerja asing dan dua anak, tewas di Israel oleh roket yang ditembakkan oleh Hamas dan kelompok bersenjata lainnya dari Gaza selama periode yang sama.

Kamis (27/5) lalu, Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC) menyetujui sebuah resolusi untuk menyelidiki kemungkinan terjadinya kejahatan selama konflik di Gaza.

Dari 47 anggota forum UNHRC itu, 24 negara mendukung resolusi, sembilan negara menentang, dan 13 negara lainnya abstain.

Para pembukaan pertemuan UNHRC kemarin, Ketua UNHRC Michelle Bachelet mengatakan bahwa serangan Israel baru-baru ini di Jalur Gaza yang terkepung, yang menewaskan lebih dari 200 warga Palestina, mungkin merupakan "kejahatan perang".

Baca juga: TANGIS Pilu Warga Gaza Kehilangan Keluarga dalam Serangan Udara Zionis Israel

"Meskipun dilaporkan menargetkan anggota kelompok bersenjata dan infrastruktur militer mereka, serangan Israel mengakibatkan kematian dan cedera sipil yang luas, serta kerusakan dan kerusakan besar-besaran pada objek sipil," kata Bachelet.

Ia memfokuskan pernyataannya pada skala kehancuran di Gaza, yang selama 14 tahun terakhir berada di bawah blokade Israel.

"Jika ditemukan tidak proporsional, serangan semacam itu mungkin merupakan kejahatan perang," kata Bachelet kepada 47 anggota forum Jenewa.

Bachelet juga menyoroti serangan Hamas ke Israel.

Menurutnya, penembakan “tanpa pandang bulu” roket Hamas ke Israel adalah "pelanggaran jelas terhadap hukum humaniter internasional".

Baca juga: Demo Buruh untuk Palestina di Kedubes Amerika, 2.382 Personel Gabungan Diturunkan

“Namun, tindakan salah satu pihak tidak membebaskan pihak lain dari kewajibannya berdasarkan hukum internasional,” ujarnya.

Dia memperingatkan kekerasan bisa meletus lagi kecuali "akar penyebab" ditangani.

Pertempuran itu pecah setelah berminggu-minggu meningkatnya ketegangan atas tindakan Israel di Yerusalem Timur yang diduduki.

Ancaman pengusiran paksa keluarga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah menyebabkan protes yang meluas, yang menarik tindakan keras Israel dan penggerebekan di Masjid Al-Aqsa - yang dianggap sebagai situs tersuci ketiga dalam Islam.

Faksi Palestina di Gaza, termasuk Hamas, menanggapi aksi Israel ini dengan menembakkan roket ke Israel. Israel kemudian melancarkan serangan militer di Gaza. (Tribunnews.com/ChannelNewsasia/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini