Upaya di parlemen untuk mengembalikan independensi bank sentra selalu terhambat dalam 10 tahun terakhir.
Baca juga: Bank Indonesia Beberkan Sebab Penyaluran Kredit Tak Kunjung Bergairah
Dalam situasi kini, Hemmati melalui pencalonannya menyangkal kalangan kritikus yang menganggap bahwa Hemmati-lah yang harus bertanggung jawab atas kemerosotan ekonomi Iran, termasuk inflasi lebih dari 40 persen.
Awal pekan ini, Hemmati mengatakan,dia telah mempertaruhkan reputasinya untuk mengubah nilai tukar rial dan kebijakan moneter. Situasi ekonomi bisa jauh lebih buruk jika bukan karena dia melawan mereka yang ingin mempertahankan status quo, katanya.
Dalam pemilu yang diharapkan memiliki tingkat partisipasi pemilih yang rendah di tengah kekecewaan publik, Hemmati mengatakan keinginan untuk menjadi suara dari mereka yang “silent majority”
Hemmati termasuk di antara mereka yang menentang kebijakan kontroversial yang diprakarsai oleh pemerintahan Rouhani pada tahun 2018 untuk menetapkan tarif artifisial sebesar 42.000 rial terhadap dolar untuk secara paksa "menyatukan" berbagai nilai tukar negara.
Tarif tersebut masih bertahan hingga saat ini, namun hanya digunakan untuk impor barang kebutuhan pokok.
Tetapi dia memiliki pemikiran yang sama dengan Rouhani dan pemerintahannya yang moderat mengenai sejumlah masalah, terutama tentang perlunya meratifikasi undang-undang transparansi keuangan untuk menyelesaikan rencana aksi Iran dengan pengawas antar pemerintah, Satuan Tugas Aksi Keuangan. (Tribunnews.com/Aljazeera/Hasanah Samhudi)