TRIBUNNEWS.COM, MANILA — Kampung halaman Presiden Filipina Rodrigo Duterte sedang dikepung lonjakan infeksi Covid-19.
Data terbaru dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa Kota Davao, di mana Duterte menjadi walikota selama lebih dari 20 tahun, sekarang memiliki jumlah kasus harian tertinggi dari setiap pusat kota di Filipina.
Lebih dari 2.300 kasus infeksi tercatat dalam dua minggu terakhir saja, dan kasus saat ini mencapai 19.176.
Kota ini sekarang berada di bawah lockdown sampai 20 Juni untuk mencegah penyerbaran wabah.
Davao rata-rata telah memiliki 213 kasus sehari dalam seminggu terakhir. Itu lebih tinggi daripada di Kota Quezon, kota terbesar di negara itu, yang jumlahnya sekitar 207 kasus sehari.
Kasus infeksi di kota ini naik 54%, dengan 8,34 dari setiap 100.000 orang yang tinggal di kota rata-rata mendapatkan virus pada hari tertentu, menurut laporan yang dirilis oleh Octa Research Group, yang berbasis di Universitas Filipina.
Baca juga: Filipina Setujui Vaksin Pfizer untuk Digunakan Pada Anak Berusia 12-15 Tahun
Di antara mereka yang dites, sekitar tujuh dari 100 kembali hasilnya positif. Dalam satu klaster, 400 karyawan di sebuah perusahaan outsourcing dites positif.
Davao dan sembilan kota lainnya, sebagian besar di bagian tengah dan selatan Filipina, telah mengalami lonjakan infeksi, bahkan ketika kasus di Metro Manila jatuh.
"Kami melihat bahwa beban kasus telah bergeser ke daerah lain," kata Wakil Menteri Kesehatan Maria Rosario Vergeire.
Lonjakan ini telah mengabikatkan kasus infeksi harian di antara 6.000 dan 7.000, masih di atas tingkat yang terlihat sebelum gelombang infeksi mematikan menyapu negara itu pada bulan Maret dan April lalu.
Seperempat jumlah kasus minggu lalu berada di pulau selatan Mindanao yang luas, di mana Davao adalah gerbang utama.
Filipina kini memiliki hampir 1,3 juta kasus Covid-19. Negara ini tercatat sebagai terburuk kedua di Asia Tenggara, setelah Indonesia.
Duterte pada hari Senin memperingatkan bahwa aturan masih dapat diperketat di seluruh negeri jika orang terus tidak patuh protokol kesehatan, pakai masker dan aturan keselamatan lainnya.(The Star/Straits Times/ANN)