Sanksi tersebut, termasuk larangan bepergian dan pembekuan aset, menargetkan pejabat senior di Xinjiang yang telah dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang serius terhadap Muslim Uyghur.
Lebih dari satu juta orang Uyghur dan minoritas lainnya diperkirakan telah ditahan di kamp-kamp di provinsi barat laut.
Pemerintah China telah dituduh melakukan sterilisasi paksa terhadap perempuan Uyghur dan memisahkan anak-anak dari keluarga mereka.
Investigasi BBC yang diterbitkan pada bulan Februari berisi kesaksian langsung tentang pemerkosaan sistematis, pelecehan seksual dan penyiksaan terhadap tahanan.
China menanggapi dengan sanksinya sendiri terhadap pejabat Eropa.
Baca juga: Joe Biden Lakukan Perjalanan Luar Negeri Pertama sebagai Presiden, Hadiri KTT G7 dan Bertemu Putin
Baca juga: PM Jepang Berangkat ke Inggris Hadiri Pertama Kali Pertemuan Temu Muka Langsung KTT G7
Apa rencana KTT G7 terkait Covid-19?
Para pemimpin akan mengeluarkan Deklarasi Teluk Carbis pada Sabtu (12/6/2021).
Tujuannya adalah untuk mencegah terulangnya kehancuran manusia dan ekonomi yang ditimbulkan oleh Covid-19.
Secara global, lebih dari 175 juta orang telah terinfeksi sejak wabah dimulai, dengan lebih dari 3,7 juta kematian terkait Covid, menurut universitas Johns Hopkins di Amerika.
Baca juga: Hasil Pertemuan Menteri G7: Bebankan Pajak pada Perusahaan Besar dan Dukungan Kesehatan Global
Baca juga: G7: Ratusan Mantan Pemimpin Dunia Desak Negara Kaya untuk Bantu Vaksinasi Negara-negara Miskin
Deklarasi G7 akan menjabarkan serangkaian langkah, termasuk:
- Memotong waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan melisensikan vaksin, perawatan, dan diagnostik untuk penyakit apa pun di masa depan hingga di bawah 100 hari.
- Memperkuat jaringan pengawasan global dan kapasitas pengurutan genom genom
- Dukungan untuk mereformasi dan memperkuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Deklarasi ini diharapkan untuk memasukkan rekomendasi dari laporan oleh sekelompok ahli internasional yang diambil dari seluruh industri, pemerintah dan lembaga ilmiah.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dan direktur WHO Dr Tedros Ghebreyesus juga akan ambil bagian dalam sesi Sabtu.
Dr Tedros menekankan bahwa "dunia membutuhkan sistem pengawasan global yang lebih kuat untuk mendeteksi risiko epidemi dan pandemi baru".
Berita lain terkait dengan KTT G7
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)