Begitu pula hal yang dirasakan Afif Ter dari Beard Brothers BBQ.
Ia juga menghadapi masalah yang sama dengan aplikasi pengiriman makanan populer tersebut.
Hal itulah yang akhirnya membuatnya memutuskan untuk mengambil cara yang berbeda dan mengarahkan pesanannya ke situs web brand kuliner itu sendiri.
"Kami dulu menggunakan aplikasi pengiriman Foodpanda dan AirAsia, tapi kami memutuskan akan lebih baik jika langsung menerima pesanan dari pelanggan kami. Kami menemukan bahwa model bisnis berbasis komisi dari platform itu tidak memberikan keuntungan berkelanjutan bagi kami," tegas Afif.
Sejak saat itu, BBQ Joint telah menciptakan tampilan online untuk restoran mereka di beardbrothersbbq.com, di mana pelanggan mereka dapat memilih opsi pengiriman atau pengambilan sendiri.
"Kami telah menghilangkan item tertentu dari menu kami dan berfokus pada item populer serta menu apa yang mudah untuk dipanaskan dan dibawa," kata Afif.
Sedangkan di situs kuliner yang dimiliki saudaranya, beardbrothers.com.my, pelanggan juga dapat menemukan perlengkapan BBQ seperti kayu bakar dan perlengkapan memasak daging.
Penutupan restoran pada masa pandemi ini juga memiliki efek domino pada rantai pasokan.
Seorang pemasok daging mengatakan bahwa persediaan perusahaannya dipenuhi dengan produk yang mudah rusak akibat penutupan restoran.
"Steak kelas atas harus dikosongkan dari persediaan untuk mencegah pembusukan, terkadang kami menjualnya dengan harga yang bahkan hanya kurang dari setengah harga normalnya. Kami juga mencoba yang terbaik untuk mendorong penghematan biaya pengantaran ke restoran. Tapi bisnis takeaway tidak menjanjikan karena permintaan untuk takeaway jauh lebih rendah daripada dine-in," kata pemasok.
Menurut pemasok daging itu, hal tersebut berlaku untuk banyak produk segar lainnya yang berasal dari importir lain yang dibawa khusus ke restoran, seperti ikan, sayuran, dan hasil pertanian lainnya.
Baca juga: Audiensi Raja Malaysia dengan Pemimpin Partai: Mahathir Serang Muhyiddin, Anwar Tekan Status Darurat
Perlu diketahui, MCO 3.0 dimulai pada enam negara bagian di Malaysia sejak 5 Mei lalu, setelah peningkatan yang stabil dalam kasus Covid-19 menempatkan pembatasan moderat pada bisnis dan perjalanan, termasuk larangan makan di tempat.
Terlepas dari kebijakan pembatasan ini, negara itu mulai mencatat lebih dari 7.000 kasus baru dalam sehari pada akhir Mei lalu.
Pemerintah Malaysia pun mengumumkan bahwa 'lockdown penuh' akan diberlakukan mulai 1 Juni hingga 14 Juni 2021.
Namun sejak saat itu, kebijakan ini diperpanjang hingga 28 Juni mendatang.
Hingga kemarin, kasus harian telah turun menjadi 5.793, menunjukkan beberapa tanda pemulihan.