TRIBUNNEWS.COM - Bayi berusia 21 hari ditemukan mengapung di dalam sebuah kotak di Sungai Gangga, negara bagian Uttar Pradesh, India Utara.
Tukang perahu lokal bernama Gullu Chaudhary merupakan orang yang pertama kali menemukan bayi perempuan itu.
Dilansir CNN, Chaudhary saat itu sedang berada di area tepi sungai ketika terdengar suara tangisan bayi, lapor polisi.
Chaudhary mengikuti asal suara itu dan menemukan sebuah kotak berisi bayi.
Saat ditemukan bayi tersebut terbungkus kain merah.
Baca juga: Ganjar Blusukan ke Pasar & Imbau Bahaya Corona Varian India: Virusnya Joget-joget, Nularnya Gampang
Baca juga: India Longgarkan Pembatasan Covid-19, Kini Taj Mahal Dibuka Kembali untuk Turis
Kotak itu juga berisi astrologi kelahiran bayi tersebut yang menunjukkan usia, gambar dupa, dan gambar dewa Hindu Durga.
"Tidak ada yang siap untuk pergi dan memeriksa," katan Chaudhary kepada media.
"Saya bergegas dan saat membuka kotak itu saya menemukan bayi di sana."
Video aksi Chaudhary membawa pulang bayi itu sebelum dipindahkan ke rumah sakit oleh petugas sempat viral.
Bahkan Chaudhary mengatakan ingin membesarkan bayi perempuan itu.
Sebab pria ini menilai bayi tersebut adalah hadiah dari Sungai Gangga.
"Ibu Gangga telah memberikannya kepada saya," katanya, dikutip dari The Guardian.
Polisi langsung membawa bayi itu ke rumah sakit di distrik setempat.
"Penyelidikan di mana orang tua anak itu masih berlangsung," kata inspektur polisi Ghazipur, Omprakash Singh.
"Sulit untuk mengatakan bagaimana dan mengapa bayi itu ada di dalam kotak," lanjutnya.
Lebih lanjut, Singh menjelaskan bahwa pihak berwenang telah memberi panggilan bayi perempuan itu.
Mereka memanggilnya "Gangga" karena nama ini tertulis di secarik kertas di dalam kotak.
Gangga adalah kata Hindi untuk Sungai Gangga.
Ketua Menteri Uttar Pradesh, Yogi Adityanath memuji penyelamatan bayi malang itu.
Pihaknya menjanjikan tunjangan kesejahteraan kepada Chaudhary.
"Sebagai tanda terima kasih kami kepada tukang perahu, dia akan menerima manfaat dari semua skema pemerintah yang memenuhi syarat," cuitnya dalam bahasa Hindi.
Dia juga menambahkan bahwa pemerintah negara bagian akan membuat aturan terkait pengasuhan bayi ini.
Baca juga: Kemenkes Sebut Varian Delta India Miliki Tingkat Penularan 60 Persen Lebih Cepat dari Varian Inggris
Baca juga: Ganjar Blusukan ke Pasar & Imbau Bahaya Corona Varian India: Virusnya Joget-joget, Nularnya Gampang
Meski ancaman hukumannya jelas, penelantaran anak merupakan masalah lama di India.
Hal ini utamanya terjadi kepada anak perempuan.
Dilaporkan ada ratusan ribu anak perempuan yang meninggal setiap tahun karena penelantaran terkait gender.
India adalah rumah bagi sekitar 30 juta anak yatim piatu dan terlantar, menurut UNICEF.
Mayoritas anak perempuan ditelantarkan karena anak laki-laki dianggap lebih baik.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)