TRIBUNNEWS.COM, MUMBAI — India melaporkan pada Selasa (22/6/2021), 42.640 kasus baru infeksi Covid-19 selama 24 jam terakhir.
Demikian data dari kementerian kesehatan seperti dilansir Reuters dan Saudi Press Agency (SPA), Selasa (22/6/2021).
Dilaporkan angka itu adalah terendah dalam hampir tiga bulan terakhir,
Adapun total kasus Covid-19 di negara Asia Selatan itu kini mencapai 29,98 juta orang.
Sementara total korban jiwa berada di angka 389.302 orang setelah terjadi penambahan 1.167 dalam semalam.
Sebelumnnya India melaporkan 58.419 kasus baru infeksi Covid-19 dalam 24 jam terakhir pada Minggu (20/6/2021).
India juga melaporkan 60.471 kasus baru infeksi virus corona (Covid-19), pada Selasa (15/6/2021). Angka itu adalah terendah sejak 31 Maret.
Sehari sebelumnya, India melaporkan 70.421 kasus baru infeksi Covid-19.
Bulan ini, India menggencarkan kampanye vaksinasi virus corona kepada semua orang yang berusia 18 tahun ke atas.
Baca juga: Virus Corona Varian Delta asal India Sudah Masuk Jabar, Terdeteksi di Karawang, Lebih Cepat Menular
Namun, belum dapat memenuhi permintaan vaksin meskipun menjadi salah satu produsen vaksin terbesar di dunia.
India telah menginokulasi rakyatnya dengan vaksin AstraZeneca yang diproduksi secara lokal di Serum Institute of India, Covaxin yang dibuat oleh perusahaan lokal Bharat Biotech dan telah mulai meluncurkan Sputnik V Rusia.
Perdana Menteri Narendra Modi menghadapi kritik atas kegagalan untuk mengamankan vaksin karena hanya sekitar 3 persen dari 1,3 miliar populasi India telah sepenuhnya divaksinasi, tingkat terendah di antara 10 negara dengan kasus terbanyak.
Untuk memenuhi permintaan domestik, India menghentikan sementara ekspor vaksin pada bulan Maret, setelah menyumbangkan atau menjual lebih dari 66 juta dosis.
Namun, India masih menghadapi kekurangan vaksin dan beberapa pemerintah negara bagiannya, dan bahkan kota-kota seperti Mumbai, telah meluncurkan tender global atau mencari ekspresi minat dari perusahaan-perusahaan seperti Pfizer, Moderna dan Johnson dan Johnson untuk persediaan mendesak.(SPA/Reuters/Channel News Asia)