Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Komputer Komite Olimpiade Jepang sempat diserang hacker sehingga mengakibatkan kerugian sedikitnya 30 juta yen untuk mengganti komputer dan biaya perbaikan lainnya.
"Pada bulan April tahun lalu, segera setelah keputusan untuk menunda Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo selama satu tahun, komputer Komite Olimpiade Jepang (JOC) terkena serangan cyber dan bisnisnya ditangguhkan," ungkap sumber Tribunnews.com, Jumat (25/6/2021).
Komputer pribadi dan server sekretariat semuanya diganti dan bisnis dilanjutkan.
JOC telah menetapkan bahwa tidak ada informasi orang dalam yang bocor dan belum mengungkapkan kerugian data yang ada.
Menurut JOC, PC dan server di sekretariat terinfeksi virus satu demi satu pada April tahun lalu. Data di server ditulis ulang dan menjadi tidak dapat diakses.
Saat itu, banyak karyawan yang bekerja dari rumah dalam keadaan darurat akibat bencana corona, namun dikatakan untuk sementara tidak dapat bekerja karena gangguan internet.
Atas saran dari kontraktor yang menerima niat JOC untuk "memulai kembali operasi sesegera mungkin", sekitar 60 PC dan server diganti selama sebulan. Menurut eksekutif JOC, biayanya sekitar 30 juta yen.
Investigasi oleh seorang spesialis mengungkapkan bahwa kerusakan itu disebabkan oleh serangan cyber yang menginfeksi ransomware (virus tebusan).
Baca juga: Kaisar Jepang Tak Pernah Menyatakan Kekhawatiran terhadap Penyelenggaraan Olimpiade
Beberapa data di komputer pribadi dan server dienkripsi.
Serangan itu diluncurkan oleh kelompok penjahat dunia maya untuk tujuan keuangan, tetapi JOC mengatakan bahwa tidak ada pernyataan kriminal atau permintaan uang.
Server JOC menyimpan informasi pribadi tentang atlet yang diperkuat, tetapi eksekutif JOC menjelaskan, "Berdasarkan pandangan para ahli, kami telah menentukan bahwa tidak ada kebocoran ke luar."
Saat melaporkan serangan itu ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains dan Teknologi yang bertanggung jawab, dia mengatakan bahwa tidak memberi tahu kelompok kompetisi dan polisi karena fakta bahwa informasi orang dalam disalahgunakan tidak dikonfirmasi, dan memutuskan bahwa tidak perlu mengungkapkannya.
"Langkah pengamanannya lemah. Kami mengambil kesempatan ini untuk meninjaunya, meningkatkan pengamanan lebih lanjut."