Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - DR Norio Omagari, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular, Pusat Nasional untuk Rumah Sakit Kesehatan dan Kedokteran Global, Jepang mengungkapkan bahayanya virus corona varian delta.
"Varian Delta memang sangat berbahaya. Kekuatannya sekitar dua kali lipat dari virus corona sebelumnya," papar Omagari, Minggu (27/6/2021).
Berdasarkan data yang ada, pertumbuhan kasus warga yang terinfeksi varian Delta di Tokyo sangat cepat.
"Tanggal 24 Juni yang terinfeksi Delta sebanyak 21 orang di Tokyo. Keesokan harinya 25 Juni tercatat 68 orang. Jadi memang cepat sekali penularannya," kata dia.
Lalu bagaimana cara untuk mengantisipasi varian Delta tersebut?
"Pertama tentu harus mengikuti selalu protokol kesehatan yang ada. Secepat mungkin divaksinasi. Pakai masker di dobel selalu kalau ke luar rumah," ujarnya.
Baca juga: Tim Olimpiade Asing yang Tiba di Jepang akan Diperiksa Secara Ketat, Termasuk Para Pendamping
Selain itu Omagari juga mengingatkan masyarakat untuk selalu menjaga daya tahan tubuh dengan baik.
"Selain itu tergantung daya tahan tubuh kita masing-masing. Oleh karena itu harus jaga daya tahan tubuh dengan sebaik mungkin. Kalau ke tempat umum jaga jarak dengan orang lain. Jaraknya sebisanya jangan kurang dari 2 meter satu sama lain. Ini sangat penting," jelas dia.
"Varian Delta mudah menular ke sesama. Jarak 2 meter menjadi rekomendasi banyak dokter ahli penyakit menular Jepang dan pembicaraan sebaiknya diagonal serta jangan lama-lama. Paling lama 27 menit diusahakan," tambahnya.
Selain itu Omagari juga mengingatkan aliran udara ruangan agar dijaga dengan baik agar tetap segar dan mengalir dengan baik.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang nantinya. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.