Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perubahan aturan imigrasi Jepang diberlakukan sejak 1 Juli 2021 kemungkinan akan diberlakukan berbeda bagi para undangan kepala negara saat menghadiri pembukaan Olimpiade Tokyo 23 Juli mendatang.
"Khususnya bagi para undangan VIP akan dikoordinasikan dengan pihak Kementerian Luar Negeri segera terutama mengenai peraturan baru imigrasi bagi 12 negara yang akan memasuki Jepang," papar Menteri Olimpiade Tamayo Marukawa kepada Tribunnews.com, Jumat (2/7/2021).
Aturan baru imigrasi Jepang berubah sejak 1 Juli 2021. Enam negara termasuk India harus karantina penuh selama 10 hari saat memasuki Jepang.
Sedangkan enam negara lain termasuk Indonesia harus karantina 6 hari setelah memasuki Jepang.
Artinya apabila tim dari Indonesia dan media mau mengikuti upacara pembukaan Olimpiade 23 Juli, paling lambat 17 Juli sudah harus tiba di Tokyo.
Baca juga: Bersiap Turun di Olimpiade Tokyo 2020, Marcus/Kevin Tak Tahu Kekuatan Calon Lawan
Kemudian dikarantina selama 6 hari dan tanggal 23 Juli bisa mengikuti upacara pembukaan Olimpiade apabila hasil tes PCR negatif dua kali.
Dalam kurun waktu 6 hari karantina akan diambil dua kali tes PCR dan hasilnya harus negatif supaya bisa lepas dari masa karantina tersebut.
Lalu bagaimana dengan media dari Indonesia yang datang ke Tokyo, apakah diperlakukan sama?
"Kita akan koordinasi dengan pihak Panitia Olimpiade mengenai pengaturan baru ini baik untuk kalangan media maupun anggota tim lain seperti atlet dan ofisial," tambah Menteri Marukawa.
Karantina selama 6 hari yang harus dilakukan tersebut harus di fasilitas yang ditentukan oleh pemerintah Jepang.
Namun untuk peserta Olimpiade kemungkinan di tempat yang telah ditentukan Panitia Olimpiade untuk melakukan karantina sehingga terkontrol di dalam aturan yang telah ditetapkan sebelumnya.
"Kemungkinan akan ada aturan tersendiri terhadap media terkait Olimpiade dan karantina tersebut. Belum tahu bentuknya bagaimana, namun tes PCR kemungkinan akan tetap dilakukan dua kali sebagai antisipasi varian Delta yang ditakutkan oleh pemerintah Jepang Jepang terkait Olimpiade,” ungkap seorang pejabat pemerintah Jepang kepada Tribunnews.com, Jumat (2/7/2021).
Baca juga: PM Jepang Tegaskan Olimpiade Tanpa Penonton Bila Deklarasi Darurat Diluncurkan Lagi
Saat ini menurut Menteri Marukawa sudah mulai banyak atlet yang memasuki Jepang dan semua negatif setelah diperiksa tes PCR di bandara.
"Kecuali tim dari Uganda ada yang positif dan ternyata memiliki varian Delta pula," tambah sumber itu.
Sementara itu upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang