Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Bencana banjir dan longsor di Shizuoka yang terjadi Sabtu (3/7/2021) kemarin mengakibatkan 2 korban meninggal dunia dan 8 orang ditemukan selamat.
Sementara itu 12 orang lainnya yang hilang masih dalam proses pencarian tim bencana gabungan termasuk satuan badan bela diri Jepang (SDF).
"Kerusakan akibat hujan deras dirangkum oleh Kementerian Pertanahan, Prasarana, Transportasi dan Pariwisata pada tanggal 3 Juli pukul 17.00 didapatkan 8 kasus aliran sungai membawa longsoran puing dan bencana terkait sedimen lainnya dikonfirmasi di lima prefektur pada pukul 16.45," papar sumber Tribnunnews.com, Minggu (4/7/2021).
Sebanyak 3 kasus di Prefektur Shizuoka, 2 kasus di Prefektur Chiba, dan masing-masing ada satu kasus di Prefektur Kanagawa, Prefektur Shiga, dan Prefektur Kagoshima.
Dari jumlah tersebut, dua lokasi, Kota Atami, Prefektur Shizuoka dan Kota Zushi, Prefektur Kanagawa, bencana banjir dan longsoran itu telah mengakibatkan kerusakan pada bangunan dan kematian serta hilangnya sekitar 12 orang.
Selain itu, pada pukul 15.00, ada enam sungai, termasuk Sungai Kise, yang merupakan anak Sungai Kano yang mengalir melalui Prefektur Shizuoka, telah terjadi kerusakan seperti jembatan yang rusak berat dan bengkok dan bangunan yang hanyut.
Pagi ini diketahui 8 orang telah ditemukan yang awalnya diperkirakan sekitar 20 orang hilang, sehingga 12 orang masih terus dicari lebih lanjut oleh tim darurat.
Pertemuan darurat tingkat menteri di Kantor Perdana Menteri mulai sore kemarin, dan Perdana Menteri Yoshihide Suga, Ketua Sekretaris Kabinet Kato, dan Menteri Negara untuk Penanggulangan Bencana Tanahashi serta lainnya hadir.
"Hujan deras yang disebabkan oleh front aktif telah menyebabkan banyak tanah longsor sejauh ini, dan terutama aliran puing-puing di dekat Izusan, Kota Atami, Prefektur Shizuoka, telah melibatkan banyak orang dan banyak rumah. Kami ingin mengungkapkan simpati kami yang terdalam kepada para korban," kata Perdana Menteri Yoshihide Suga.
Baca juga: Banjir di Kota Atami Jepang, Rumah dan Mobil Hanyut Terbawa Tanah Longsor
Setelah itu, PM Suga menginstruksikan menteri terkait untuk bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengutamakan kehidupan manusia, dan melakukan segala daya mereka untuk memahami situasi kerusakan dan mengambil tindakan darurat.
"Hujan lebat dapat terjadi karena kegiatan garis depan maka itu perlu untuk terus berhati-hati. Kami akan mengambil tindakan pencegahan terhadap bencana sekunder, mengambil tindakan yang fleksibel dan menyeluruh, dan pergi ke tempat penampungan evakuasi. Saya ingin semua pihak memberikan dukungan penuh dan segera," kata PM Suga.
Pihak Badan Meteorologi Jepang sejak minggu lalu telah menyerukan kehati-hatian terhadap bencana terkait sedimen, penggenangan dataran rendah, banjir dan banjir sungai, terutama di sisi Laut Jepang.
Sekarang adalah waktu yang disebut "akhir musim hujan" ketika aktivitas front Baiu sangat aktif, dan di masa lalu, bencana hujan lebat sering terjadi selama ini.
Daerah Shizuoka sejak 3 hari lalu hujan terus menerus. Demikian pula daerah Kanto hari ini diguyur hujan termasuk Tokyo pagi ini masih hujan terus sejak kemarin malam.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.