Diketahui, sekira 130 bangunan terkenda dampak tanah longsor yang melanda Kota Atami, sebuah resor mata air panas yang terletak di lereng curam yang mengarah ke teluk.
Baca juga: Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo Jepang Catat 84 Kasus Pelanggaran Pemilu DPRD Tokyo
Baca juga: Tokyo Metro, Kereta Api Bawah Tanah Jepang akan Listing di Pasar Modal
Air, lumpur dan puing-puing diperkirakan telah mengalir di sepanjang sungai sekitar dua kilometer ke laut, kata media setempat.
Seorang pengungsi berusia 75 tahun mengatakan rumah di seberang rumahnya telah hanyut dan pasangan yang tinggal di sana tidak ditemukan.
"Ini neraka," katanya.
Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato meminta warga untuk tetap waspada, mencatat bahwa tanah jenuh telah melemah dan bahkan hujan ringan bisa berbahaya.
Meskipun Onuma mengatakan hujan telah berhenti di Atami untuk saat ini, lebih banyak diperkirakan, meningkatkan kemungkinan tanah longsor lebih lanjut.
"Situasinya tidak dapat diprediksi," kata Kato.
Lebih lanjut, berdasarkan data yang diwartakan CNN pada Senin (5/7/2021), 13 orang telah berhasil diselamatkan pada hari Minggu, kata seorang pejabat Kota Atami.
Satu di antara mereka terluka parah kemudian meninggal.
Pejabat itu menambahkan data terbaru pada hari Senin mengatakan bahwa 25 orang telah diselamatkan.
Adapun dari orang-orang yang saat ini belum ditemukan, mungkin beberapa orang tidak berada di kota pada saat tanah longsor, kata pejabat kota.
Pihak berwenang sedang bekerja untuk mengkonfirmasi keberadaan mereka.
Diketahui, keselamatan 135 dari 215 penduduk di bagian yang dilanda tanah longsor di distrik Izusan telah dikonfirmasi, kata pejabat itu.
Yuji Shima, warga yang kehilangan rumah dan semua harta bendanya dievakuasi ke rumah temannya bersama istri dan ibunya.