News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perang Afghanistan

Joe Biden Janji Tak akan Kirim Pasukan Lagi ke Afghanistan, Akhiri Misi pada 31 Agustus

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Joe Biden berbicara tentang panduan CDC terbaru tentang masker untuk orang-orang yang telah divaksinasi penuh selama acara di depan Gedung Putih 27 April 2021, di Washington, DC.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS, Joe Biden mengatakan akan menarik pasukan dari Afghanistan pada 31 Agustus dan berjanji tidak akan mengirim siapapun lagi.

"Misi militer kami di Afghanistan akan berakhir pada 31 Agustus," kata Biden pada Kamis (8/7/2021).

Sebelumnya, Biden mengatakan penarikan pasukan akan selesai pada 11 September.

Namun Pentagon mengumumkan bahwa lebih dari 90% pasukan sudah beranjak dari Afghanistan pekan ini.

Dilansir The Guardian, Biden mengatakan, pasukan AS perlu bergerak cepat agar tetap aman menurut para pejabat senior pertahanan AS. 

Baca juga: Afghanistan: Mengapa penarikan pasukan Barat memicu kekhawatiran kembalinya al-Qaeda?

Baca juga: Tentara AS Tinggalkan Pangkalan Militer Bagram Tanpa Memberi Tahu Militer Afghanistan

Presiden AS Joe Biden berbicara selama acara BBQ 4 Juli untuk merayakan Hari Kemerdekaan di Halaman Selatan Gedung Putih 4 Juli 2021 di Washington, DC (Alex Wong/Getty Images/AFP)

Lebih lanjut, Biden menyatakan belum ada anggota militer yang dilaporkan hilang selama proses penarikan pasukan.

"Dalam konteks ini, kecepatan adalah keselamatan," kata Biden.

Menurutnya, mempertahankan pasukan AS di Afghanistan akan menambah korban perang yang dimulai sejak dua dekade yang lalu ini.

Biden mencatat 2.448 orang Amerika tewas dalam perang di Afghanistan, dan 20.722 lainnya terluka.

"Saya tidak akan mengirim generasi Amerika lainnya untuk berperang di Afghanistan tanpa harapan yang masuk akal untuk mencapai hasil yang berbeda," kata presiden.

"Kami tidak pergi ke Afghanistan untuk membangun bangsa."

"Dan itu adalah hak dan tanggung jawab rakyat Afghanistan sendiri untuk memutuskan masa depan mereka dan bagaimana mereka ingin menjalankan negara mereka," tambahnya.

Militan Taliban melakukan serangan atas gedung pengadilan di Afghanistan utara, Kamis (9/4). (AP)

Kendati demikian, Biden menegaskan akan terus memberikan bantuan sipil dan kemanusiaan kepada Afghanistan.

Termasuk akan terus membela hak-hak perempuan dan anak perempuan di negara itu.

Tidak hanya pasukan saja yang dipulangkan, Biden juga mendapat tekanan untuk menarik orang-orang penting lainnya.

Diantaranya yakni penerjemah Afghanistan dan orang-orang rentan lainnya.

Dia menawarkan jaminan bahwa mereka yang mau bekerja sama dengan pasukan AS, akan dilindungi Amerika Serikat.

Minggu lalu, pasukan AS keluar dari Pangkalan Udara utamanya di Bagram, Afghanistan tanpa memberi tahu pasukan militer dalam negeri.

Pensiunan Mayor Jenderal James "Spider" Marks pada Kamis lalu mengatakan kepada CNN bahwa penarikan pasukan AS berpotensi melahirkan perang saudara di Afghanistan.

Selain itu menurutnya, dengan Taliban yang makin gencar menguasai negara, Afghanistan sekali lagi "menjadi tempat berkembang biak" terorisme.

Taliban akan membebaskan 20 tahanan pemerintah Afghanistan di kota Kandahar, Afghanistan selatan. "Hari ini, 20 tahanan dari pemerintahan Kabul akan dibebaskan," ungkap Juru bicara Taliba, Suhail Shaheen di Twitter yang dikutup dari Al Jazeera. Ia menambahkan, kelompok tersebut akan diserahkan kepada perwakilan Komite Palang Merah Internasional. Pengumuman ini mengikuti serangkaian pembebasan tahanan Taliban oleh pemerintah Afghanistan. (Sorin Furcoi/Al Jazeera)

Baca juga: Sebuah Laporan Ungkap Pasukan Afghanistan Rencanakan Serangan Balasan terhadap Taliban

Baca juga: Taliban Segera Presentasikan Rencana Perdamaian ke Pemerintah Afganistan

Sebelumnya, sekretaris pers Gedung Putih, Jen Psaki menyebut AS tidak bangga akan penarikan pasukan ini.

"Kami tidak akan memiliki momen 'misi tercapai' dalam hal ini."

"Ini adalah perang 20 tahun yang belum dimenangkan secara militer," kata Psaki pada Kamis, sebelum Biden bicara.

Pernyataan ini disebut merujuk pada pidato Presiden George W Bush "Mission Accomplished" pada 2003 dari dek kapal induk AS.

Ketika itu Bush mengumumkan bahwa "operasi tempur besar di Irak telah berakhir".

Pernyataan palsu itu menjadi bahan ejekan secara luas selama 18 tahun sejak disampaikan.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini