Baca juga: Kim Jong Un Copot Pejabat Senior Terkait Penanganan Covid-19 karena Dinilai Timbulkan Krisis Besar
Namun upaya tersebut terbukti sebagian besar tidak berhasil karena komitmen negara itu terhadap program pengembangan senjata nuklirnya.
Dalam pesannya akhir pekan ini, Kim Jong Un mengatakan kelanjutan dari perjanjian 1961 untuk membela sosialisme di Asia.
Pada Mei lalu, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa AS bersama dengan pemerintah sekutu Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, berbagi kesediaan untuk terlibat secara diplomatik dengan D.P.R.K.
Mereka sepakat mengambil langkah-langkah pragmatis yang akan mengurangi ketegangan saat bergerak menuju tujuan akhir, yaitu denuklirisasi semenanjung Korea.
Baca juga: Korea Utara Lakukan Reshuffle Pejabat, Analis: Ingin Fokus Urus Ekonomi, Bukan Program Nuklir
Baca juga: Warga Korea Utara Menangis Lihat Kim Jong Un Tampak Kurus: Menghancurkan Hati Rakyat
Biden pada saat itu menunjuk diplomat karier Sung Kim sebagai utusan khusus untuk Korea Utara.
Namun, Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Son Gwon mengatakan akhir bulan lalu bahwa mereka tidak mempertimbangkan bahkan memungkinkan kontak dengan AS.
Ia menambahkan bahwa pembicaraan seperti itu tidak akan membawa kedua belah ke mana-mana, hanya menghabiskan waktu yang berharga.
Pernyataan itu muncul setelah Kim Jong Yo, saudara perempuan Kim Jong Un, mengatakan bahwa pertemuan dengan AS akan menjerumuskan mereka ke dalam kekecewaan yang lebih besar.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)