News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

POPULER Internasional: Jepang Atur Kepulangan Warganya dari Indonesia | Pertemuan Ayah-Anak di China

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berita populer Internasional, di antaranya pemerintah Jepang atur penerbangan warganya yang ada di Indonesia jika ingin pulang ke Jepang.

TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

Antisipasi corona di Indonesia, pemerintah Jepang atur penerbangan warganya yang ingin pulang ke Jepang.

Sementara itu, WHO memperingatkan negara-negara kaya untuk tidak membeli booster Covid-19 di saat banyak negara lain yang masih belum mendapatkan vaksin.

Dari keluarga kerajaan Inggris, Meghan Markle dan Pangeran Harry mendapat penghargaan spesial karena memutuskan untuk memiliki dua anak saja.

Di China, seorang ayah dan anak akhirnya bertemu setelah terpisah selama 24 tahun.

1. Antisipasi Corona, Jepang Atur Penerbangan Khusus Pulang Warga Jepang di Indonesia

Menteri Luar Negeri Jepang, Toshimitsu Motegi. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi dalam mengantisipasi pandemo corona yang merebak di Indonesia mengakibatkan 14 orang warga Jepang meninggal di Indonesia, dengan mengatur penerbangan khusus bagi warga Jepang yang mau pulang ke Jepang.

"Kami mulai mempertimbangkan untuk mengatur penerbangan khusus bagi orang Jepang di Indonesia untuk kembali ke Jepang, di mana situasi infeksinya serius menyebar luas," papar Menlu Motegi siang ini (13/7/2021).

Di Indonesia, situasi infeksi menjadi serius karena perluasan cepat "strain Delta" virus corona.

Menteri Luar Negeri Motegi mengumumkan pada tanggal 12 Juli ini tercatat sedikitnya 14 orang Jepang yang tinggal di Indonesia telah meninggal karena terinfeksi virus corona baru.

Selain itu, terungkap bahwa maskapai penerbangan  Jepang sedang melakukan penyesuaian untuk mengatur penerbangan khusus sehingga mereka yang ingin dapat kembali ke Jepang sesegera mungkin.

"Selanjutnya, kami telah memutuskan untuk memberikan tambahan 1 juta dosis vaksin AstraZeneca yang diproduksi di Jepang secara gratis kepada Indonesia," tambahnya lagi.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. WHO Peringatkan Negara-negara Kaya Tidak Boleh Pesan Vaksin Covid-19 Penguat

Ilustrasi vaksinasi (Freepik)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi peringatan kepada negara-negara kaya untuk tidak memesan vaksin Covid-19 penguat atau booster sementara negara-negara lain belum menerima vaksin.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Senin (12/7/2021) mengatakan, kematian karena pandemi Covid-19 kembali meningkat.

varian Delta menjadi dominan, dan banyak negara belum menerima dosis vaksin yang cukup untuk melindungi petugas kesehatan mereka.

"Varian Delta menyebar di seluruh dunia dengan kecepatan tinggi, mendorong lonjakan baru dalam kasus Covid-19 dan kematian," kata Tedros dikutip dari CNA.

Tedros mencatat bahwa varian sangat menular, yang pertama kali terdeteksi di India itu, kini telah ditemukan di lebih dari 104 negara.

Baca juga: Kebijakan Jual Vaksin ke Masyarakat Bisa Jadi Bumerang Upaya Ciptakan Herd Immunity

Baca juga: POPULER Internasional: Singapura Longgarkan Aturan Covid-19 | Thailand Berencana Gabungkan 2 Vaksin

"Kesenjangan global dalam pasokan vaksin Covid-19 sangat tidak merata," kata Tedros.

"Beberapa negara dan wilayah sebenarnya memesan jutaan dosis booster, sebelum negara lain memiliki pasokan untuk memvaksinasi pekerja kesehatan mereka dan usia yang paling rentan," lanjut Tedros.

Tedros menunjuk pembuat vaksin Pfizer dan Moderna sebagai perusahaan yang bertujuan untuk memberikan suntikan booster di negara-negara di mana sudah ada tingkat vaksinasi yang tinggi.

Tedros mengatakan mereka seharusnya mengarahkan dosis mereka ke COVAX, program berbagi vaksin yang diutamakan untuk negara-negara berpenghasilan menengah dan miskin.

Lebih lanjut, kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, mengatakan badan kesehatan global sejauh ini belum melihat bukti yang menunjukkan bahwa suntikan booster diperlukan bagi mereka yang telah menerima vaksin lengkap.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Memutuskan Hanya Punya 2 Anak, Pangeran Harry dan Meghan Markle Dapat Penghargaan Spesial

Archie, Harry dan Meghan Markle (Instagram @sussexroyal / Chris Allerton)

Pangeran Harry dan Meghan Markle diberi penghargaan spesial karena memutuskan hanya akan memiliki dua anak saja, Mirror melaporkan.

Duke dan Duchess of Sussex mendapat penghormatan dari lembaga amal Population Matters atas "keputusan yang mencerahkan" mereka untuk tidak memiliki anak lagi setelah kelahiran Lilibet.

Meghan dan Harry menyambut bayi Lilibet "Lili" Diana Mountbatten-Windsor pada 4 Juni, menyusul kelahiran putra mereka Archie pada 6 Mei 2019 lalu.

Keputusan itu, menurut Population Matters, akan mengurangi dampak terhadap lingkungan.

Population Matters mengatakan pasangan itu diakui sebagai "role model bagi keluarga lain".

Baca juga: Pangeran William Dikabarkan Takut akan Rencana Pangeran Harry dan Meghan yang Ingin Jadi Influencer

Baca juga: 5 Protokol Kerajaan pada Bayi dan Tradisinya, Meghan Markle dan Pangeran Harry Pernah Melanggar

Duke dan Duchess of Sussex Inggris, Pangeran Harry dan istrinya Meghan menggendong bayi laki-laki mereka Archie ketika mereka bertemu dengan Uskup Agung Desmond Tutu di Tutu Legacy Foundation di Cape Town pada 25 September 2019 (HENK KRUGER / POOL / AFP)

Seorang juru bicara mengatakan:

"Dalam memilih dan secara terbuka menyatakan niat mereka untuk membatasi keluarga mereka menjadi dua, Duke dan Duchess of Sussex membantu memastikan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak mereka dan memberikan panutan bagi keluarga lain."

"Memiliki keluarga yang lebih kecil mengurangi dampak pada Bumi, dan memberikan kesempatan yang lebih baik bagi semua anak kita, anak-anak mereka, dan generasi mendatang untuk berkembang di planet yang sehat."

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. 24 Tahun Terpisah dari Anaknya, Pria di China Tempuh Perjalanan 500 Ribu Km, Kini Sudah Bertemu

Guo Gangtang memegang foto putranya (kiri) dan Guo Gangtang saat berhasil bertemu putranya (kanan). (Weibo)

Setelah 24 tahun terpisah, seorang pria di China, Guo Gangtang, telah dipertemukan kembali dengan putranya.

Selama masa pencarian 24 tahun, Guo telah melakukan perjalanan lebih dari 500 ribu km ke seluruh negeri dengan mengendarai sepeda motor.

Dikutip dari BBC, putra Guo diculik pada 1997 oleh para pelaku perdagangan manusia di depan rumah di Provinsi Shandong.

Saat itu, ia masih berusia dua tahun.

Menurut Kementerian Keamanan Publik China, polisi melacak identitas putra Guo menggunakan tes DNA.

Guo Gangtang memegang foto putranya yang hilang karena diculik pelaku perdagangan manusia. (Weibo)

Baca juga: China Mengaku Telah Mengusir Kapal Perang AS di Laut China Selatan: Ini Kata Amerika Serikat

Baca juga: Reaksi Washington atas Tindakan Beijing Usir Kapal Perang AS di Laut China Selatan

Dua tersangka kemudian dilacak dan ditangkap baru-baru ini, kata laporan Global Times.

Saat kejadian pada 1997 silam, pelaku yang merupakan pasangan kekasih telah berencana untuk menculik seorang anak demi mendapatkan uang, kata sebuah laporan China News.

Saat melihat putra Guo bermain sendirian di luar rumah, pelaku wanita, Tang, membawanya ke halte bus.

Di halte bus, pelaku lainnya yang merupakan pasangan Tang, Hu, telah menunggu.

Mereka kemudian membawa putra Guo ke provinsi sebelah, Henan, dan menjualnya di sana.

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini