Sebelumnya, pemerintah mengatakan telah mengamankan 12 juta dosis Sinovac.
Ini merupakan bagian dari kesepakatan untuk perusahaan farmasi dalam negeri Pharmaniaga, untuk melakukan proses pengisian dan penyelesaian vaksin untuk distribusi lokal.
Pengumuman Malaysia yang berhenti menggunakan Sinovac muncul di tengah kekhawatiran soal efektivitas vaksin asal China ini.
Saat ini vaksin Sinovac juga banyak mendapat pertanyaan perihal kemanjurannya terhadap varian Covid-19 yang lebih menular.
Pekan ini, Thailand mengatakan akan menggabungkan vaksin Sinovac dosis pertama dengan AstraZeneca untuk dosis keduanya.
Sementara itu, Indonesia tengah merencanakan vaksin dosis ketiga atau booster untuk para tenaga kesehatan setelah dua dosis Sinovac.
Baca juga: Diminta Mundur oleh UMNO, PM Muhyiddin Kini Dapat Dukungan Penuh dari Kabinet Malaysia
Baca juga: Malaysia Tutup Pusat Vaksinasi setelah Lebih dari 200 Nakes Terpapar Covid-19
Adapun vaksin lain yang disetujui Malaysia antara lain AstraZeneca, CanSino Biologic China (6185.HK) , dan vaksin Johnson & Johnson (JNJ.N).
Malaysia pada Jumat juga berencana mengumumkan keputusannya apakah akan menambah vaksin Sinopharm China, kata para pejabat.
Memiliki 880.782 kasus infeksi dan 6.613 kematian sejauh ini, Malaysia merupakan salah satu negara dengan tingkat infeksi per kapita tertinggi di Asia Tenggara.
Namun Malaysia juga menjadi salah satu negara dengan tingkat inokulasi tertinggi.
Dimana sekitar 26% dari 32 juta penduduknya menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19.
Berita terkait Virus Corona
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)