Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Survei di Jepang menunjukkan jumlah orang dalam satu rumah tangga kurang dari 2 orang. Jumlah tersebut turun 0,07 dari survei sebelumnya lima tahun lalu.
Ini adalah pertama kalinya jumlah orang turun di bawah dua sejak sensus dimulai 101 tahun lalu pada tahun 1918.
Jumlah orang per rumah tangga terus menurun sejak pertama kali mencapai tingkat 3 orang pada survei tahun 1960, dan berada di kisaran 2 orang selama 40 tahun menjelang survei sebelumnya.
Desa Aogashima memiliki jumlah penduduk terendah menurut kelurahan, kota, dan desa dengan 1,43 orang, diikuti oleh Distrik Shinjuku dengan 1,57 orang, dan Distrik Shibuya maupun Distrik Toshima dengan 1,64 orang.
Baca juga: Semua Atlet Olimpiade di Jepang Diwajibkan Tes PCR 6 Jam Sebelum Bertanding
Menurut Pemerintah Metropolitan Tokyo, "Di Tokyo, proporsi orang tua yang hidup sendiri meningkat karena penuaan populasi, yang tampaknya berada di belakang penurunan jumlah anggota rumah tangga."
Di sisi lain, penduduk kota adalah 14.064.696, yaitu meningkat sekitar 550.000 dari waktu sebelumnya, meningkat lebih dari 4 peren.
Selain itu, jumlah rumah tangga adalah 7.219.402, meningkat lebih dari 510.000 rumah tangga dari waktu sebelumnya.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.