TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Saat seorang Ahli Biologi Evolusi dan Konservasi dari University of Puget Sound, Peter Wimberger kali pertama mendapatkan informasi mengenai cacing es.
Dia mengira bahwa rekan-rekannya sedang mengerjainya.
Ia kemudian terkejut karena makhluk-makhluk ini tidak hanya nyata, namun mereka juga penuh dengan misteri yang jika dipecahkan, dapat membantu menjawab salah satu pertanyaan terbesar dalam sains.
Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (23/7/2021), cacing es telah terlihat muncul di Paradise Glacier di Washington, Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Petugas Musnahkan 165 Kg Organ Hewan Kurban Tak Layak Konsumsi di Jakarta Timur, Ada Cacing Hati
Orang bisa secara mudah 'salah mengira' karena tidak menyadari lantaran ukuran hewan ini yang begitu kecil.
Perlu diketahui, jutaan hewan ini tersebar di seluruh dunia namun meskipun berlimpah mereka hampir tidak pernah dipelajari.
Bahkan para ilmuwan hanya memperlakukan mereka sebagai obyek penelitian untuk sekadar memenuhi 'rasa ingin tahu belaka'.
Peter Wimberger bersama Ahli biologi gletser dari Washington State University, Scott Hotaling pun telah mempelajari cacing es selama beberapa tahun.
"Ada lebih banyak misteri daripada yang dipecahkan terkait cacing es ini," kata Hotaling.
Sesuai namanya, cacing es hidup di lingkungan yang dingin, sering kali pada gletser, bersembunyi di salju dan es.
Hotaling kemudian melemparkan lelucon bahwa jika seseorang harus memilih maskot untuk gletser, tidak ada kandidat yang lebih baik daripada cacing es.
Tidak seperti manusia yang kehilangan energi saat berada di lingkungan yang dingin, cacing es berkembang dalam cuaca dingin dan tingkat energi mereka justru naik saat terkena suhu rendah.
Mereka hidup secara nyaman pada suhu 32 derajat Fahrenheit atau 0 derajat Celcius.
Namun jika suhunya turun sedikit di bawah itu, mereka akan mati.
Cacing es hidup dengan memakan ganggang salju dan bakteri, namun menurut Scott Hotaling, mereka tidak membutuhkan banyak makanan.
"Saya telah menyimpannya di lemari es saya di rumah untuk eksperimen fisiologi selama satu tahun atau lebih, tanpa menambahkan apapun ke sistem mereka, dan mereka baik-baik saja," jelas Hotaling.
Misteri dan Terobosan Ilmiah
Seperti yang disampaikan sebelumnya, kisah cacing es hingga kini diselimuti misteri.
Para ilmuwan masih belum tahu mengapa hewan-hewan ini bisa muncul di salju dan es.
Teka-teki lain yang membuat para ilmuwan ini penasaran adalah umur mereka dan bagaimana mereka bisa bertahan hidup dan melakukan reproduksi selama musim dingin yang ekstrem.
Para ilmuwan meyakini makhluk misterius ini mungkin dapat mengungkapkan bagaimana kehidupan bisa eksis di lingkungan yang ekstrem.
Namun, masa depan hewan super kecil ini dalam bahaya, karena gletser telah mencair di seluruh dunia, termasuk di Kutub Utara.
Para ilmuwan mengatakan bahwa jika cacing es tidak beradaptasi dengan perubahan dunia, mereka mungkin akan menghadapi kepunahan.
Hotaling kemudian bertanya-tanya apakah cacing es yang selama ini menjadi penyebab mengapa gletser mencair begitu cepat.
Di sisi lain, kehadiran ganggang berwarna gelap pun diyakini dapat mempercepat pencairan glasial.
Bahkan warna tubuh cacing ini yang gelap juga diyakini dapat menyerap panas, dengan demikian berkontribusi pula pada proses pencairan tersebut.
"Cacing es adalah contoh luar biasa dari sedikit keanekaragaman hayati di planet kita yang kebanyakan orang tidak tahu," pungkas Hotaling.