TRIBUNNEWS.COM - Pihak berwenang Filipina mengevakuasi ribuan penduduk di Ibu Kota Manila, Sabtu (24/7/2021).
Hal ini diakibatkan turunnya hujan monsun yang lebat di sejumlah kota dan provinsi sekitarnya.
Badan bencana nasional Filipina mengatakan, sekitar 15.000 orang yang kebanyakan berasal dari daerah pinggiran Manila telah dipindahkan ke pusat-pusat evakuasi.
Mengantisipasi hal tak diinginkan terjadi, penduduk setempat, Luzviminda Tayson (61) memutuskan untuk mengungsi lebih awal.
"Kami tidak ingin air naik dan kebanjiran," ucapnya.
Baca juga: Pawang Ular di Filipina Tewas Digigit Kobra, Sempat Mengaku Kebal Bisa
Baca juga: Daftar Negara Larang Penerbangan dari Indonesia karena Covid-19, Terbaru Ada Bahrain dan Filipina
Selain diliputi ketakutan karena banjir, Tayson harus mengikuti protokol jarak sosial ketika mengungsi di sebuah sekolah dasar di kota Marikina.
Belakangan cuaca buruk melanda hampir seluruh penjuru dunia.
Misalnya China, India, dan Eropa dan mengakibatkan banjir.
Benua Amerika pun tak luput dihantui cuaca ekstrem ketika gelombang panas melewati Amerika Utara.
Melansir Reuters, peristiwa ini meningkatkan kekhawatiran tentang dampak perubahan iklim.
Filipina dikenal sebagai negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki lebih dari 7.600 pulau.
Negara tersebut dilanda sekitar 20 badai tropis setiap tahun.
"Samudra Pasifik yang lebih hangat membuat badai lebih kuat dan membawa hujan lebih deras," ucap para ahli meteorogoli.
Baca juga: Filipina Larang Wisatawan dari Indonesia Mulai 16 Juli
Baca juga: China Usir Kapal Perang AS di Laut China Selatan, Blinken Peringatkan Beijing Tak Ganggu Filipina
Di beberapa bagian wilayah ibu kota Filipina, wilayah perkotaan yang berpenduduk lebih dari 13 juta orang diterjang banjir setinggi pinggang.
Beberapa jalan bagi kendaraan ringan pun terputus.
Filipina juga bergulat dengan wabah Covid-19 terburuk di Asia dan telah memperketat pembatasan untuk mencegah penyebaran varian Delta.
Dengan lebih dari 1,54 juta kasus dan 27.131 kematian, Filipina memiliki jumlah infeksi dan kematian Covid-19 tertinggi kedua di Asia Tenggara, setelah Indonesia.
Berita lain terkait Cuaca Ekstrem
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)