Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Laporan terbaru yang diterbitkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyatakan pemanasan bumi terjadi lebih cepat dari perkiraan.
Laporan juga memperingatkan tentang kemungkinan peningkatan pemanasan bumi hingga 1,5 derajat dalam satu atau dua dekade mendatang.
Laporan PBB yang diterbitkan hari ini, Senin (9/8/2021) tentang sains perubahan iklim, mengatakan bahwa bumi semakin lebih panas dari yang diperkirakan sebelumnya, kecuali jika dunia mengambil tindakan sesegera mungkin.
Laporan tersebut merupakan peringatan keras dari para ilmuwan di seluruh dunia bahwa aktivitas manusia telah merusak planet bumi pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Baca juga: AS Bongkar Rencana Pembunuhan Dubes Myanmar untuk PBB yang Anti-Junta, Dua Orang Ditangkap
Laporan tersebut memperingatkan bahwa perubahan iklim telah berdampak di setiap wilayah di seluruh dunia.
Dan bahwa tanpa tindakan segera untuk membatasi pemanasan, gelombang panas, curah hujan yang tinggi, kekeringan, dan hilangnya es Laut Arktik, lapisan salju dan lapisan es, semuanya akan meningkat sementara penyerap karbon akan menjadi kurang efektif dalam memperlambat pertumbuhan karbondioksida di atmosfer.
Laporan tersebut menyoroti bahwa pengurangan emisi global menjadi nol bersih, yang dimulai sesegera mungkin, pada pertengahan abad akan memberikan peluang bagus untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5C dalam jangka panjang dan membantu menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim.
Laporan ini ditanggapi Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang mengatakan bahwa laporan hari ini menjadi topik yang serius, dan jelas bahwa dekade berikutnya akan menjadi sangat penting untuk mengamankan masa depan planet ini.
“Kami tahu apa yang harus dilakukan untuk membatasi pemanasan global menghentikan penggunaan batu bara dan beralih ke sumber energi bersih, melindungi alam, dan menyediakan pendanaan iklim untuk negara-negara di garis depan,” ujar Johnson dalam pernyataan yang disampaikan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Senin (9/8/2021)
Perdana Menteri dan Presiden COP26 Alok Sharma menyerukan tindakan sesegera mungkin untuk mengurangi emisi global.
Disebutkan bahwa Inggris akan melobi negara-negara untuk meningkatkan ambisi perubahan iklimnya menjelang COP26 di Glasgow pada bulan November, termasuk Indonesia.
“Saya berharap laporan IPCC hari ini akan menjadi peringatan bagi dunia untuk mengambil tindakan sekarang, sebelum kita bertemu di Glasgow pada bulan November untuk KTT COP26 yang penting,” ungkap Johnson.
Peristiwa maupun cuaca ekstrem dirasakan di seluruh dunia, mulai dari kebakaran hutan di Amerika Utara hingga banjir di Cina, di seluruh Eropa, India, dan sebagian Afrika, serta gelombang panas di Siberia.
Disebutkan bahwa konferensi pers online akan berlangsung pada pukul 10:00 CEST pada tanggal 9 Agustus, di mana Ketua IPCC Hoesung Lee dan ketua bersama WG1, Valérie Masson-Delmotte (Prancis) dan Panmao Zhai (Cina) akan memperkenalkan laporan tersebut, sebagaimana yang telah diterbitkan .