News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

Survei Israel: Dosis Ketiga Vaksin Pfizer Punya Efek Samping Mirip dengan Dosis Kedua

Editor: hasanah samhudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang perawat menyiapkan jarum suntik vaksin Covid-19 Pfizer-BioNtech di pusat vaksinasi, di Garlan, Prancis barat. (31 Mei 2021). (Fred TANNEAU/AFP)

Ia meminta negara-negara itu mengalihkan vaksin ketiga itu ke negara-negara miskin yang lebih membutuhkannya.

Selama konferensi pers di Jenewa, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak moratorium booster vaksin sekitar dua bulan, setidaknya hingga  September.

“Saya memahami kepedulian semua pemerintah untuk melindungi rakyatnya dari varian Delta. Tetapi kami tidak dapat menerima negara-negara yang telah menggunakan sebagian besar pasokan vaksin global menggunakan lebih banyak lagi,” kata Tedros, Rabu (4/8/2021), seperti dilansir dari Al Jazeera.

Baca juga: Vaksinolog : Booster Tak Bermanfaat Jika Orang di Sekitarnya Belum Divaksin

Baca juga: Menkes Mohon Vaksin Booster Jangan Dialihkan ke Non-Nakes

Ghebreyesus mengatakan, WHO memperkirakan setidaknya 10 persen dari populasi setiap negara divaksinasi pada akhir September.

Dia mengatakan negara-negara kaya, seperti Amerika Serikat dan Inggris, telah memberikan hampir 100 dosis vaksin per 100 orang.

Di negara berkembang, katanya, angka itu kurang dari dua dosis per 100 orang.

Menurutnya, lebih dari empat miliar dosis vaksin telah diberikan secara globa.

"Lebih dari 80 persen dikirimkan ke negara-negara berpenghasilan tinggi dan tinggi, meskipun jumlah mereka kurang dari setengah populasi dunia,” ujarnya.

Baca juga: Israel Akan Mulai Uji Klinis Vaksin Covid-19 Versi Kapsul

Ghebreyesus mengatakan organisasi kesehatan PBB tidak berada di jalur yang tepat untuk mencapai target 10 persen.

WHO juga bertujuan untuk memvaksinasi 40 persen dari populasi global pada bulan Desember.

Ia mengatakan, negara-negara terkaya, yang terdiri dari Kelompok 20 (G20), memiliki peran penting untuk dimainkan.

Mereka adalah negara-negara yang memproduksi, memasok, dan menyumbangkan pasokan vaksin terbesar, katanya.

“Tidak meremehkan untuk mengatakan bahwa pandemi ini tergantung pada kepemimpinan negara-negara G20,” katanya. (Tribunnews.com/TST/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini