News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Virus Marburg Ditemukan di Afrika Barat, Picu Demam Berdarah dan Cepat Menular

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Otoritas kesehatan di Guinea (negara di Afrika Barat) mengkonfirmasi kasus penyakit Marburg, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada awal Agustus 2021.

TRIBUNNEWS.COM, TURKI  – Di tengah perjuangan menghadapi pandemi Covid-19, dunia medis di Afrika Barat dikejutkan penemuan kasus virus Marburg.

Otoritas kesehatan di Guinea (negara di Afrika Barat) mengonfirmasi kasus penyakit Marburg, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dilansir Serambinews.com dari Kantor Berita Turki, Anadolu Agency, Selasa (10/8/2021).

Ini merupakan kasus pertama tercatat di Afrika Barat dari virus mematikan itu.

"Ini adalah pertama kalinya Marburg, penyakit yang sangat menular yang menyebabkan demam berdarah, telah diidentifikasi di negara itu dan di Afrika Barat," kata kantor regional WHO untuk Afrika dalam sebuah pernyataan.

Virus Marburg terdeteksi dalam sampel yang diambil dari pasien yang sudah meninggal yang telah menerima perawatan di klinik lokal di prefektur Gueckedou.

Analisis lebih lanjut yang dilakukan oleh Institut Pasteur di Senegal mengkonfirmasi hasilnya.

Baca juga: WHO Berencana Pakai Rasi Bintang untuk Menamakan Varian Covid-19

"Gueckedou, di mana Marburg telah dilaporkan, juga merupakan wilayah yang sama di mana kasus wabah Ebola 2021 di Guinea serta wabah Afrika Barat 2014-2016 awalnya terdeteksi," kata pernyataan itu.

Pernyataan itu memperingatkan bahwa virus Marburg yang mematikan seperti Ebola, yang pertama kali terdeteksi pada tahun 1967 di sebuah laboratorium di Marburg, Jerman, berpotensi menyebar jauh dan luas.

Marburg ditularkan ke orang-orang dari kelelawar buah dan menyebar di antara manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi, permukaan, dan bahan.

Baca juga: Wabah Ebola Tewaskan 9 Orang di Guinea, WHO: Bersumber dari Manusia

Gejala virus muncul pada orang yang terkena dengan demam tinggi yang tiba-tiba.

Hal ini disertai dengan sakit kepala, muntah darah, nyeri sendi dan otot dan pendarahan yang tidak dapat dijelaskan melalui bukaan tubuh termasuk mata, hidung, gusi, telinga, anus dan kulit.

Tingkat kematian kasus bervariasi dari 24% hingga 88% pada wabah sebelumnya tergantung pada jenis virus dan manajemen kasus.

Belum ada pengobatan atau vaksin khusus yang tersedia untuk virus ini.

Mengenal Virus Marburg

Dikutip dari Wikipedia.org, virus Marburg adalah spesies virus yang berada pada famili Filoviridae yang menyebabkan penyakit Marburg pada manusia dan hewan.

Penyakit ini bersifat zoonotik.

Nama Marburg berasal dari nama sebuah kota di Jerman.

Baca juga: Mabes Polri Bakal Gelar Sertijab Kapolda Aceh, AS SDM Kapolri Hingga Kadiv TIK

Virus ini dinamakan Marburg karena di kota ini lah pertama kali pada tahun 1967, ditemukan penyakit yang menyerang dokter hewan dan teknisi laboratorium yang sedang menyiapkan biakan sel dari kera hijau Afrika (cercopithecus aethiops).

Biakan sel itu akan dipakai sebagai media untuk memproduksi vaksin polio manusia.

Kera hijau itu diperoleh dari hutan di Uganda, Afrika.

Setelah sampai di Jerman, beberapa di antara kera hijau tersebut menunjukkan gejala sakit demam berdarah, kemudian mati.

Selang beberapa hari, sebanyak 25 orang yang bekerja di laboratorium tersebut menderita sakit dengan gejala demam berdarah.

Dalam tempo hampir bersamaan, di Belgrado, Yugoslavia, terjadi penyakit yang sama pada 6 orang yang bekerja di laboratorium serupa.

Tujuh dari 31 orang (di Jerman dan Yugoslavia) yang terserang demam berdarah marburg akhirnya meninggal dunia.

Sesudah temuan di Jerman dan Yugoslavia, penyakit marburg baru ditemukan di Afrika, yakni di Johanesburg (1975) pada 3 orang, Uganda (1980), dan Kongo (1999) pada 76 orang, 56 di antaranya meninggal dunia.

Di bawah mikroskop elektron, virus marburg terlihat seperti benang pendek, kadang-kadang melengkung pada salah satu ujungnya sehingga membentuk angka 6 atau 9.

Virus yang berbentuk seperti benang, dimasukkan dalam famili Filoviridae (filo = filamen/benang).(Serambinews/Agus Ramadhan)

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Kasus Virus Marburg Ditemukan di Afrika Barat, Sangat Menular dan Berpotensi Menyebar Jauh dan Luas

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini