Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NAYPYITAW - Pemerintah militer (Junta) Myanmar mengaku tidak memiliki rencana untuk memasukkan etnis Rohingya dalam rangkaian program vaksinasi virus corona atau Covid-19.
Administrator lokal Kyaw Lwin yang ditunjuk Junta mengatakan negara itu tengah memulai vaksinasi terhadap kelompok prioritas di Negara Bagian Rakhine barat, tapi bukan untuk Rohingya.
Perlu diketahui, sebelumnya, sebanyak ratusan ribu warga Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh selama operasi militer pada 2017 lalu.
Karena mereka mengeluhkan adanya diskriminasi dan perlakuan buruk di negara yang tidak mengakui mereka sebagai warga negara.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (11/8/2021), Kyaw Lwin menyampaikan peluncuran program ini telah dimulai di Rakhine Barat dengan target 10.000 vaksinasi untuk kelompok prioritas seperti orang tua, tenaga kesehatan, staf pemerintah dan biksu.
Baca juga: Kehidupan Memilukan Etnis Rohingya yang Termarjinalkan di Negara Sendiri Saat Pandemi Covid-19
"Tidak ada rencana saat ini untuk melakukan vaksinasi terhadap etnis Rohingya yang tinggal di kamp-kamp di Sittwe. Kami hanya mengikuti perintah," kata Kyaw Lwin.
Ia pun menolak menanggapi pertanyaan apakah rencana tersebut merupakan diskriminasi terhadap Rohingya.
Baca juga: Politisi Myanmar Minta Dukungan Warga Rohingya Melawan Junta Militer
"Itu semua tergantung pada berapa banyak vaksin yang kami terima dan instruksi yang kami dapatkan, sejauh ini kami belum menerima instruksi mengenai itu," jelas Kyaw Lin.
Sementara itu, Juru bicara Kementerian Kesehatan Myanmar dan otoritas militer pun belum memberikan komentar terkait rencana vaksinasi di wilayah tersebut.