News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Pemerintah Afghanistan Tawari Taliban Pembagian Kekuasaan Asal Akhiri Perang

Editor: hasanah samhudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala delegasi Taliban Abdul Salam Hanafi (kanan) berjalan di lobi hotel selama perundingan di ibukota Qatar, Doha, pada Kamis (12/8/2021). Pemerintah Afghanistan menawarkan Taliban kesepakatan pembagian kekuasaan sebagai imbalan untuk mengakhiri pertempuran di negara itu.

TRIBUNNEWS.COM, KABUL – Pemerintah Afghanistan mengusulkan pembagian kekuasaan kepada Taliban dengan imbalan penghentian kekerasan yang meningkat di negara itu.

Sumber penting pemerintah mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tawaran itu disampaikan kepada Taliban secara tidak langsung melalui Qatar.

Qatar menjadi tuan rumah kantor politik Taliban dan pembicaraan damai Afghanistan yang berkelanjutan.

Perkembangan perundingan ini terjadi Kamis (12/8/2021), di saat Taliban merebut Ghazni, ibu kota provinsi ke-10 yang akan dikuasai dalam seminggu.

Namun, istana kepresidenan di Kabul tidak mengkonfirmasi perkembangan tersebut.

Baca juga: Pemerintah Afghanistan dan Taliban Bertemu di Doha, Bahas Pembicaraan Damai yang Sempat Mandek

Baca juga: Kritik Joe Biden, Trump Yakin Penarikan Pasukan AS di Afghanistan Sukses Jika Ia Masih Presiden

Istana hanya mengatakan tidak ada perubahan dalam rencananya saat pembicaraan damai diadakan di ibukota Qatar, Doha.

Abdullah Abdullah, Ketua Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional, bertemu dengan para pejabat dari Amerika Serikat, China, Rusia dan tetangga regional Afghanistan di Doha.

Pada hari Kamis, Abdullah mengatakan proposal perdamaian pemerintah telah diberikan kepada pemerintah Qatar. Namun ia tidak merujuk pada tawaran yang dilaporkan kepada Taliban.

“Kami telah mempresentasikan skema kami kepada tuan rumah dan Anda juga akan diberi satu,” kata Abdullah pada pertemuan Kamis dengan diplomat asing.

Dilansir dari Sputniknews, Abdullah juga menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB mengenai krisis di Afghanistan. Ia menggambarkan situasi saat ini “kritis”.

Baca juga: Amerika Serikat Desak Warganya Segera Tinggalkan Afghanistan, Gunakan Penerbangan Komersial

Baca juga: Pejabat AS: Taliban Bisa Kuasai Ibu Kota Afghanistan dalam 90 Hari

Pada bulan lalu, Juru Bicara Taliban Suhail Shaheen mengatakan pihaknya tidak ingin memonopoli kekuasaan.

Namun mereka menegaskan tidak ada perdamaian di Afghanistan sampai terbentuk pemerintahan baru yang dirundingkan dan Presiden Ashraf Ghani disingkirkan.

“Saya ingin memperjelas bahwa kami tidak percaya pada monopoli kekuasaan karena pemerintah mana pun yang (berusaha) untuk memonopoli kekuasaan di Afghanistan di masa lalu, bukanlah pemerintah yang berhasil,” kata Shaheen, dalam sebuah wawancara dengan kantor berita The Associated Press, yang dikutip Al Jazeera.

Ia menyebut Ghani sebagai penghasut perang dan menuduhnya menjanjikan serangan terhadap Taliban dalam pidatonya pada Idul Adha Selasa lalu.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini