News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Taliban Sita Sebagian Besar Alat Militer Canggih AS yang Dipasok untuk Tentara Afghanistan  

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pejuang Taliban berjaga di sepanjang jalan di Massoud Square di Kabul. Afghanistan. Senin (16/8/2021). (Wakil Kohsar / AFP)

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, KABUL - Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) yang enggan disebutkan namanya telah mengkonfirmasi pada hari Senin kemarin bahwa jumlah alat militer AS yang dipasok untuk tentara Afghanistan dan kini disita Taliban 'sangat besar'.

Ini terjadi saat Kabul, ibu kota negara itu berhasil dikuasai kelompok militan tersebut tanpa adanya perlawanan dari militer Afghanistan.

Sebelumnya, saat memasuki kota Kabul pada hari Minggu lalu, gerilyawan Taliban ini tidak mendapatkan perlawanan dari militer Afghanistan dalam upaya mereka merebut kekuatan politik dan perangkat keras militer yang dipasok AS, termasuk helikopter Humvee dan Black Hawk.

Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (17/8/2021), runtuhnya Angkatan Darat Afghanistan secara tiba-tiba dan cepat ini mengakibatkan 'AS merugi'.

Hal itu karena situasi menunjukkan bahwa 'penerima manfaat utama' dari investasi besar Amerika di negara itu 'ternyata adalah Taliban'.

Baca juga: Taliban Kuasai Ibu Kota, Gubernur Bank Sentral Afghanistan Kabur Pakai Pesawat Militer

Perlu diketahui, selama 20 tahun terakhir, pemerintah AS memang telah menggelontorkan sekitar 145 miliar dolar AS dalam upayanya membangun kembali Afghanistan.

Ini berdasar pada informasi yang diberikan Kantor Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan.

Data dari lembaga pengawas ini menunjukkan bahwa 145 miliar dolar AS itu merupakan bagian dari 837 miliar dolar AS yang dihabiskan AS untuk kebutuhan perang.

Sedangkan 83 miliar dolar AS digunakan untuk mengembangkan dan mempertahankan Angkatan Darat serta pasukan polisi Afghanistan.

83 miliar dolar AS yang diinvestasikan untuk pasukan Afghanistan selama 20 tahun itu adalah angka yang mencapai hampir dua kali lipat anggaran tahun lalu untuk seluruh Korps Marinir AS.

Angka ini juga sedikit lebih banyak dari yang dianggarkan AS pada tahun lalu untuk bantuan kupon makanan bagi sekitar 40 juta orang Amerika.

Baca juga: Ayahnya Tentara Jepang Meninggal di Sibolga, Dokumen dan Barang Disumbangkan ke Museum dan Kuil

Doug Lute, seorang pensiunan Letnan Jenderal Angkatan Darat AS yang membantu mengarahkan strategi perang Afghanistan di bawah kepemimpinan mantan Presiden AS George W Bush dan Barack Obama, menunjukkan bahwa salah satu alasan runtuhnya pasukan Afghanistan adalah tidak adanya moral dalam barisan mereka.

"Prinsip perang tetap ada, tapi faktor moral seharusnya mendominasi faktor material. Moral, disiplin, kepemimpinan, kesatuan unit lebih menentukan dibandingkan jumlah pasukan dan peralatan.

Sebagai orang luar di Afghanistan, kami memang dapat menyediakan materi, namun hanya orang Afghanistan lah yang dapat memberikan faktor moral yang tidak berwujud," tegas Lute.

Pernyataan itu muncul setelah video yang menampilkan pejuang Taliban tengah berpose di sebelah helikopter tempur Black Hawk buatan AS viral di internet pada hari Minggu lalu, sesaat setelah kelompok pemberontak itu merebut ibu kota Afghanistan, Kabul.

Helikopter-helikopter yang terkenal karena pernah ditampilkan dalam film thriller Ridley Scott 2001 'Black Hawk Down' ini pun masing-masing diperkirakan bernilai beberapa juta dolar AS.

Foto serupa juga muncul dari kota-kota di seluruh Afghanistan yang sebelumnya telah direbut oleh Taliban yang menunjukkan bahwa para militan itu berpose dengan senjata yang disita dan berpatroli di atas kendaraan yang pernah digunakan oleh mata-mata Afghanistan atau pasukan elit.

Selain itu, para pemberontak ini juga merebut kendaraan taktis, Humvee, senjata ringan dan amunisi bernilai jutaan dolar AS.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini