News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kapal Pukat Perikanan Shimonoseki Jepang Berlayar Lagi, 7 Pemagang WNI Ikut Serta

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapal pukat perikanan perusahaan Jepang dengan 7 WNI pemagang dilepas berlayar 15 Agustus 2021 oleh pimpinan perusahaan perikanan Jepang, setelah 1,5 tahun berhenti berlayar akibat virus corona.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, Tokyo - Armada penangkapan ikan pukat dasar lepas pantai Jepang bertolak dari Pelabuhan Perikanan Shimonoseki di Kota Shimonoseki, Prefektur Yamaguchi.

Larangan memancing dicabut pada 16 Agustus 2021 dan upacara keberangkatan tahunan dibatalkan tahun lalu karena virus corona.

"Kami telah mengamankan 23 ABK WNI, namun jumlah kapal penangkap ikan yang beroperasi semakin berkurang. Lingkungan sekitar sangat keras, tetapi awak kapal yang berkumpul di dermaga melambaikan tangan dan melihat kapal nelayan dengan bendera besar berkibar," ungkap sumber Tribunnews 15 Agustus lalu.

Dua kapal nelayan dipasangkan dan beroperasi dari lepas pantai Mishima, Kota Hagi ke perairan sekitar Tsushima, Prefektur Nagasaki hingga Mei 2022.

Volume pendaratan tahun lalu adalah 4.093 ton, terutama untuk anglerfish, blackthroat seaperch, flatfish, dan sebagainya dan nilainya 2.531 juta yen.

Industri perikanan utama di Pelabuhan Perikanan Shimonoseki telah ditutup, dan jumlah kapal berkurang dari 14 hingga dua tahun lalu menjadi 12 pada 2020 dan 10 perusahaan 2021.

Sangat diperlukan untuk operasi adalahpemagang praktik kerja yang diterima dari Indonesia setiap tahun.

Baca juga: Mantan Ketua IM Japan Sekaligus Agen Pemagang Indonesia di Jepang Tersandung Kasus KKN

Namun, peserta pelatihan baru tidak dapat masuk ke Jepang sejak tahun lalu karena pandemicorona.

Untuk pertama kalinya tahun ini, sebuah perusahaan perikanan di Kota Shimonoseki mempekerjakan tujuh orang WNI yang telah menyelesaikan tiga tahun pelatihan praktik dan memperoleh status kependudukan dengan keahlian tertentu (Tokutei Ginou).

Dikatakan bahwa hanya kaum muda berusia 20-an, termasuk 12 peserta pelatihan di tahun ketiga dan 4 yang telah memperpanjang tempat tinggal mereka karena kegiatan tertentu setelah pelatihan.

Dalam sambutan saat pemberangkatan, Yohei Miyamoto (45), ketua serikat dari Koperasi Perikanan Itouki Sensokobiki Ami, memperkenalkan tujuh orang yang direkrut dengan keahlian khusus sebagai "eksistensi seperti penyelamat".

Dia juga menyinggung penggunaan aplikasi yang dapat memeriksa hasil tangkapan secara efisien, yang dikembangkan bekerja sama dengan universitas perikanan.

"Saya ingin menangkap banyak ikan dengan operasi yang aman terlebih dahulu," ujar dia.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini