TRIBUNNEWS.COM – Taliban menawarkan pengampunan (amnesti) kepada Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan Wakil Presiden Amrullah Saleh yang melarikan diri jika mereka ingin kembali.
"Kami memaafkan Ashraf Ghani, Amrullah Saleh, dan (Penasihat Keamanan Presiden Afghanistan) Hamdullah Mohib. Kami memaafkan semua orang, mulai dari jenderal hingga orang biasa,” kata pemimpin senior Taliban Khalil al-Rahman Haqqani kepada GeoTV Pakistan, Minggu (22/8/2021) seperti dilansir dari Sputniknews.
Ia menambahkan tidak ada permusuhan antara Taliban dan ketiga politisi tersebut, kecuali masalah agama.
Pada 17 Agustus lalu, hanya dua hari setelah pemerintah Afghanistan runtuh, para pemberontak mengumumkan amnesti umum untuk pegawai pemerintah di seluruh Afghanistan dan mendesak perempuan untuk bergabung dengan pemerintahnya.
Namun, ada laporan bahwa Taliban telah melakukan penyisiran dari rumah ke rumah untuk menahan mereka yang bekerja untuk pasukan NATO atau pemerintah Afghanistan sebelumnya.
Baca juga: AS Tak Lagi Anggap Ashraf Ghani Tokoh Afghanistan, Abaikan Janji Ghani Kembali ke Negaranya
Baca juga: Kata Pemimpin Taliban soal Kepanikan Warga Afghanistan di Bandara, Heran dan Sebut Tak Berdasar
Selain itu, terlepas dari janji untuk menghormati perempuan dalam hukum Syariah, dua jurnalis perempuan diduga dilarang bekerja oleh mereka.
Haqqani mendesak warga yang terus melarikan diri dari negara itu.
Ia mengatakan, musuh telah menyebarkan propaganda bahwa Taliban akan membalas dendam pada mereka.
"Tajik, Baloch, Hazara, dan Pashtun semuanya adalah saudara kita," tambahnya.
"Semua warga Afghanistan adalah saudara kita dan karenanya, mereka dapat kembali ke negara itu," katanya.
Baca juga: Sepekan di Bawah Taliban, Bank di Afghanistan Tutup dan Harga Sembako Naik 20 Persen
Baca juga: 5 Fakta Batalyon Badri 313 Pasukan Elite Taliban, Tak Pakai Sorban dan Berkacamata Google
"Satu-satunya alasan permusuhan kami didorong oleh ambisi untuk mengubah sistem. Sistem sekarang telah berubah," tambahnya.
Haqqani mengatakan Taliban ingin semua negara Muslim berdamai satu sama lain.
Dia mengimbau negara-negara di seluruh dunia untuk memberikan hak kepada warganya, menambahkan bahwa pemerintah Afghanistan yang inklusif akan dibentuk di Afghanistan.
"Orang-orang terpelajar yang berkemampuan tinggi akan membentuk pemerintahan di Afghanistan," ujarnya, seperti dilansir dari GeoTV, Pakistan. Minggu (22/8/2021)
"Orang-orang yang menyatukan massa akan dimasukkan dalam pemerintahan baru,” katanya, yang menjanjikan bahwa pemerintah akan mewakili semua kelompok di Afghanistan.
Baca juga: Taliban Ingkar Janji, Kepala Polisi Afghanistan DieksekusI Mati, Wanita Dilarang Jadi Jurnalis
Baca juga: Pengamat: Wajar Kalau Masih Ada Traumatik Terhadap Taliban
Haqqani mengatakan bahwa bukan Taliban yang berperang melawan Amerika Serikat.
Ia menekankan bahwa kelompok itu mengangkat senjata melawan AS setelah menyerang tanah air mereka dan berperang melawan budaya, agama, dan negaranya.
"Amerika menggunakan senjata untuk melawan kami, di tanah air kami," katanya.
Pekan lalu, Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab mengatakan bahwa Ashraf Ghani berada di negara Teluk itu.
Ashraf Ghani, dalam pernyataan publik pertamanya setelah melarikan diri Minggu (15/8/2021), mengatakan bahwa dia telah meninggalkan negara itu untuk menghindari pertumpahan darah lebih lanjut.
Ashraf Ghani mengatakan Taliban telah menang besar atas musuh-musuh mereka.
Keberadaannya tidak diketahui sampai Rabu, dengan spekulasi bahwa ia telah melarikan diri ke Tajikistan, Uzbekistan atau Oman. (Tribunnews.com/Sputniknews/GeoTV/Hasanah Samhudi)