TRIBUNNEWS.COM, AFGHANISTAN - Nama Aryana Sayeed jadi sorotan dunia.
Perempuan cantik dan paling terkenal di Afghanistan ini berhasil lolos dari penangkapan pasukan Taliban.
Dikenal sebagai diva pop wanita ternama di Afghanistan, Aryana Sayeed pada Kamis (19/8/2021) mengonfirmasi pelariannya setelah Taliban mengambil alih ibu kota Kabul.
Lalu bagaimana dia bisa lolos dari kepungan Taliban?
Dilansir NDTV, Sayeed berhasil melarikan diri dalam kondisi baik-baik saja.
"Saya baik-baik saja dan hidup dan setelah beberapa malam yang tak terlupakan, saya telah mencapai Doha, Qatar, dan menunggu penerbangan terakhir saya kembali ke Istanbul," kata Aryana Sayeed kepada 1,3 juta pengikut Instagram-nya.
Profil Aryana Sayeed
Aryana Sayeed lahir pada 14 Juli 1985 di Afghanistan.
Dalam setiap penampilannya di depan publik dia kerap tampil dengan pakaian terbuka.
Lagunya Tark oleh banyak pihak disebut memiliki kemiripan denganlagu "Love Don't Cost a Thing" Jennifer Lopez.
Selain diva pop, dia juga dikenal bintang televisi di Afghanistan karena single hitnya di tahun 2008 "Mashallah".
Dia juga pembawa acara Shab-e-Mosiqi, sebuah acara televisi dengan rating tertinggi di Afghanistan.
Kekayaannya menurut Forbes & Business Insider diperkirakan mencapai $1,5 Juta.
Dilansir dari The Sun, Sayeed pertama kali meninggalkan tanah airnya di Afghanistan ketika dia baru berusia delapan tahun.
Ia dan keluarganya menetap di Swiss dan kemudian di London pada 2000.
Setelah dia menjadi bintang, Sayeed kerap mengunjungi Afghanistan.
Tampil di The Voice dengan pakaian modis dan tanpa jilbab, Sayeed mengatakan bahwa para Mullah, atau pemimpin masjid, telah mengancam hidupnya.
Berbicara kepada CNN pada 2014 lalu, Sayeed berkata:
"Mereka mengatakan bahwa siapapun yang membunuh penyanyi ini akan masuk surga."
"Itu menjadi sangat sulit, saya tidak bisa pergi ke manapun."
"Saya pada dasarnya adalah seorang tahanan di kamar hotel saya, saya harus bersama pengawal sepanjang waktu."
Bagaimana caranya lolos
Perempuan 36 tahun yang baru-baru ini membintangi sebagai juri pada acara kompetisi menyanyi di televisi Afghanistan ini, mengaku kepada bahwa dia pergi melalui jet kargo AS.
Penyanyi ini termasuk di antara sedikit yang beruntung karena ekspatriat dari seluruh dunia berjuang untuk menemukan penerbangan ke luar negeri.
"Aryana Sayeed tahun 2015, bernyanyi di stadion, melanggar tiga pantangan: Menyanyi sebagai wanita, tidak berhijab, masuk stadion sebagai wanita, yang dilarang di bawah Taliban. Sekarang, semua itu telah berubah menjadi mimpi," cuit salah satu aktivis hak asasi manusia tentang Sayeed.
Dari Doha, Sayeed melanjutkan ke Turki di mana dia tinggal penuh waktu dengan suaminya Hasib Sayed, seorang produser musik Afghanistan.
"Setelah saya pulang dan pikiran serta emosi saya kembali normal dari dunia yang mengagetkan, saya punya banyak cerita untuk dibagikan kepada Anda," katanya dalam pesan media sosial emosionalnya, lapor New York Post.
Wanita Afghanistan terkemuka lainnya tidak seberuntung itu, termasuk gubernur distrik Hazara, Salima Mazari, yang dilaporkan sudah ditangkap.
Banyak yang takut bahwa Mazari, yang secara terbuka mengkritik kelompok teroris itu, mungkin dieksekusi.
Sementara itu, perempuan di Afghanistan memprotes kelompok teroris, mengungkapkan keprihatinan tentang bagaimana mereka akan diwakili dalam pemerintahan masa depan di negara yang dilanda perang itu.
Sejumlah perempuan yang telah bekerja di lembaga pemerintah dan non-pemerintah berdemonstrasi dan menuntut agar hak-hak mereka dilindungi di pemerintahan mana pun di masa depan.
Perkembangan ini terjadi setelah Taliban mengatakan bahwa mereka telah mulai membahas pembentukan pemerintahan baru.
Taliban dalam konferensi pers pertama mereka setelah menguasai Afghanistan mengatakan bahwa hak-hak perempuan akan "dihormati dengan kerangka hukum Islam."
Meskipun begitu, beberapa jurnalis perempuan di Afghanistan mengatakan bahwa mereka dilarang bekerja.
Sumber: Tribunnews.com/Kompas.com