News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Apa Itu ISIS-K? Kelompok Militan yang Ancam Keselamatan Warga Afghanistan di Bandara Kabul

Penulis: Rica Agustina
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Afghanistan di Kabul pada Kamis (19/8/2021) - Apa itu ISIS-Khorasan atau ISIS-K? Kelompok militan yang disebut Joe Biden mengancam keselamatan pasukan AS dan warga Afghansitan di bandara Kabul.

TRIBUNNEWS.COM - Di saat warga Afghanistan memadati Bandara Hamid Karzai International, Kabul, untuk melarikan diri dari Taliban, para pejabat memperingatkan ancaman kelompok lainnya.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan, kemungkinan akan ada serangan yang menargetkan bandara di Kabul.

Ancaman itu dari cabang regional Taliban, yang disebut ISIS-Khorasan atau ISIS-K.

Tak hanya Amerika Serikat, Inggris dan Australia juga memperingatkan warga Afghanistan untuk meninggalkan daerah Kabul dan pindah ke lokasi yang lebih aman.

Sementara itu, ketika ditanya langsung tentang ancaman itu, seorang juru bicara Taliban mengakui risiko "gangguan" yang dapat menyebabkan masalah.

Baca juga: Bayi Afghanistan yang Lahir saat Evakuasi Diberi Nama Sesuai Kode Panggilan Pesawat yang Dinaikinya

Lantas apa itu ISIS-K? Dan apa jenis serangan yang telah kelompok itu lakukan? Inilah penjelasan tentang ISIS-K, dikutip dari CNA:

Apa itu ISIS-K?

ISIS-K adalah kelompok yang masih berkaitan dengan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).

Adapun ISIS-K terbentuk beberapa bulan setelah ISIS mendeklarasikan kekhalifahan di Irak dan Suriah pada 2014.

Pejuang ISIS yang memisahkan diri dari Taliban Pakistan bergabung dengan militan di Afghanistan untuk membentuk cabang regional.

Mereka kemudian berjanji setia kepada pemimpin Negara Islam Abu Bakr al-Baghdadi.

Kelompok itu secara resmi diakui oleh pimpinan pusat Negara Islam pada tahun berikutnya karena berakar di timur laut Afghanistan, khususnya provinsi Kunar, Nangarhar dan Nuristan.

ISIS-K juga berhasil mendirikan sel tidur, yaitu bagian dari kelompok, di bagian lain Pakistan dan Afghanistan, termasuk Kabul.

Perkiraan terbaru kekuatannya bervariasi dari beberapa ribu pejuang aktif hingga serendah 500, menurut laporan Dewan Keamanan PBB yang dirilis bulan lalu.

Sementara "Khorasan" adalah nama historis untuk wilayah tersebut, mengambil bagian dari apa yang sekarang disebut Pakistan, Iran, Afghanistan, dan Asia Tengah.

Baca juga: Sosok Zarifa Ghafari, Wali Kota Wanita Pertama di Afghanistan yang Sempat Pasrah Dibunuh Taliban

Apa jenis serangan yang telah dilakukan?

Cabang Negara Islam Afghanistan-Pakistan telah bertanggung jawab atas beberapa serangan paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir.

Mereka telah membantai warga sipil di kedua negara itu, yang mana pembantaian dilakukan di masjid, tempat suci, alun-alun dan bahkan rumah sakit.

ISIS-K secara khusus menargetkan Muslim dari sekte yang dianggap sesat, termasuk Syiah.

Tahun lalu, ISIS-K disalahkan atas serangan yang mengejutkan dunia.

Seorang pria bersenjata mengamuk di bangsal bersalin di lingkungan yang didominasi Syiah di Kabul.

Serangan berdarah tersebut menewaskan 16 ibu dan calon ibu.

Selain pengeboman dan pembantaian, ISIS-K telah gagal menguasai wilayah mana pun di kawasan itu.

Kegagalan ISIS-K yang telah menyebabkan mereka menderita kerugian besar, terjadi karena operasi militer pimpinan Taliban dan AS.

Menurut penilaian militer AS dan PBB, setelah fase kekalahan berat, ISIS-K sekarang beroperasi sebagian besar melalui sel-sel rahasia yang berbasis di atau dekat kota untuk melakukan serangan tingkat tinggi.

Militer AS bantu evakuasi wanita melahirkan dari Afghanistan (Twitter AirMobilityCmd)

Apa hubungan ISIS-K dengan Taliban?

ISIS-K dan Taliban adalah militan Sunni garis keras.

ISIS-K dan Taliban memiliki perbedaan dalam hal-hal kecil seperti agama dan strategi.

Kedua kelompok itu mengklaim sebagai pembawa bendera jihad yang sebenarnya.

Perselisihan tersebut telah menyebabkan pertempuran berdarah antara keduanya, dengan Taliban muncul sebagai pemenang pada 2019, ketika ISIS-K gagal mengamankan wilayah seperti yang dilakukan kelompok induknya di Timur Tengah.

Sebagai tanda permusuhan antara dua kelompok jihad, pernyataan ISIS menyebut Taliban sebagai murtad.

Bagaimana reaksi ISIS terhadap kemenangan Taliban di Afghanistan?

ISIS memberikan tanggapan yang tidak baik atas kemenangan Taliban di Afghanistan.

ISIS sangat kritis terhadap kesepakatan tahun lalu antara Washington dan Taliban yang mengarah pada kesepakatan untuk menarik pasukan asing.

ISIS menuduh Taliban mengabaikan tujuan jihad.

Baca juga: Pemerintah Rusia Evakuasi Lebih dari 500 Warganya dari Afghanistan

Setelah Taliban mengambil alih Afghanistan, sejumlah kelompok jihad di seluruh dunia memberi selamat kepada mereka, tetapi ISIS tidak termasuk di dalamnya.

Satu komentar ISIS diterbitkan setelah jatuhnya Kabul, ISIS menuduh Taliban mengkhianati jihadis dengan kesepakatan penarikan AS dan bersumpah untuk melanjutkan perjuangannya, menurut SITE Intelligence Group, yang memantau komunikasi militan.

Apa ancaman di bandara Kabul?

Para pejabat AS mengatakan bandara Kabul, dengan ribuan tentara asing pimpinan AS dikelilingi oleh kerumunan besar warga Afghanistan yang putus asa, berada di bawah ancaman besar dari ISIS-K.

Peringatan perjalanan yang hampir identik dari London, Canberra dan Washington pada Rabu malam, mendesak orang-orang yang berkumpul di daerah itu untuk pindah ke lokasi yang lebih aman.

Mereka belum memberikan rincian spesifik tentang ancaman tersebut.

"ISIS-K adalah musuh bebuyutan Taliban, dan mereka memiliki sejarah pertempuran satu sama lain," kata Biden, pada hari Minggu.

"Tetapi setiap hari kami memiliki pasukan di lapangan, pasukan ini dan warga sipil tak berdosa di bandara menghadapi risiko serangan dari ISIS-K."

Beberapa transportasi militer yang lepas landas dari bandara Kabul dalam beberapa hari terakhir terlihat meluncurkan suar, yang biasanya digunakan untuk menarik rudal pencari panas.

Baca artikel lain seputar Konflik di Afghanistan

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini