Kedua kelompok ini saling bermusuhan.
Bahkan Taliban telah melancarkan serangan besar yang terkoordinasi terhadap kelompok ISIS di Afghanistan ini.
Taliban juga beberapa kali bergabung dengan pasukan pemerintah Afghanistan yang didukung AS dan serta militer untuk mengusir ISIS dari bagian timur laut Afghanistan.
Seorang pejabat Departemen Pertahanan AS mengatakan kepada Associated Press bahwa pemerintahan Trump sempat mengupayakan kesepakatan penarikan pada 2020 dengan Taliban.
Dengan harapan dua kekuatan bisa bergabung melawan afiliasi ISIS ini.
Pemerintah AS melihat kelompok itu sebagai ancaman nyata bagi tanah air Amerika.
Apa risikonya sekarang?
Menurut laporan dari Amira Jadoon dan Andrew Mines untuk West Point’s Combating Terrorism Center, militan ISIS di Afghanistan mampu bertahan meskipun militer AS mematau pergerakan mereka.
Penarikan pasukan dari Afghanistan membuat AS kehilangan kapasitas serangan di lapangan.
Hal ini berpotensi melemahkan kemampuan AS melacak ISIS-K dan pergerakan kelompok teroris tersebut.
Pejabat Biden mengatakan kelompok Islamic State (IS) hanyalah satu dari banyak ancaman teror yang dihadapi secara global.
Salah satu ketakutan terbesar Amerika Serikat dari penarikan pasukan setelah dua dekade adalah bahwa Afghanistan di bawah kekuasaan Taliban kembali menjadi magnet dan basis bagi para ekstremis yang merencanakan serangan ke Barat.
Berita lain terkait Konflik di Afghanistan
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)