TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menjanjikan serangan lebih lanjut terhadap ISIS-K, afiliasi Kelompok Negara Islam (IS) di Afghanistan.
Serangan ini merupakan pembalasan atas insiden bom bunuh diri yang mematikan pada Kamis (26/8/2021).
"Serangan ini bukan yang terakhir. Kami akan terus memburu siapapun yang terlibat dalam serangan keji itu dan membuat mereka membayarnya," kata Biden dalam sebuah pernyataan, Sabtu (28/8/2021), dikutip dari AlJazeera.
"Komandan kami memberi tahu saya bahwa serangan sangat mungkin terjadi dalam 24-36 jam ke depan."
"Saya mengarahkan mereka untuk mengambil setiap tindakan yang mungkin untuk memprioritaskan perlindungan kekuatan," imbuhnya.
Baca juga: Identitas dan Foto Pelaku Bom di Kabul Dirilis ISIS, Kenakan Rompi Bom Bunuh Diri Hitam
Baca juga: Hubungan ISIS-K, Dalang di Balik Bom Kabul, dengan Taliban, Keduanya adalah Musuh Regional
Bom bunuh diri di Kabul telah menewaskan 175 orang, termasuk 13 tentara AS.
Sebelumnya, Pentagon berkata bahwa serangan udara mereka yang pertama telah menewaskan dua militan ISIS-K dan membuat satu lainnya terluka.
Mayor Jenderal Hank Taylor mengatakan pada konferensi pers, tidak ada warga sipil yang terluka dalam serangan AS Sabtu pagi.
Kendati demikian, Pentagon enggan mengungkapkan apakah dua militan ISIS-K yang tewas terlibat langsung dengan insiden bom bunuh diri.
"Mereka adalah perencana dan fasilitator ISIS-K. Itu alasan yang cukup (untuk membunuh mereka)" ujar juru bicara John Kirby.
"Fakta bahwa dua individu itu tak lagi berjalan di muka bumi adalah hal yang baik."
Taliban akan Ambil Alih Bandara
Meski mengklaim anggotanya ada yang menjadi korban bom bunuh diri, Taliban mengutuk serangan AS terhadap ISIS-K.
Namun, melalui juru bicaranya, Zabihullah Mujahid, Taliban mengimbau agar AS dan negara-negara Barat lainnya untuk mempertahankan hubungan diplomatik setelah penarikan mereka, yang diharapkan segera selesai.
Mengutip Reuters, Mujahid juga mengatakan Taliban diperkirakan akan mengambil kendali penuh atas bandara Kabul dalam waktu dkat, begitu pasukan AS pergi.
Baca juga: Presiden AS Joe Biden Instruksikan Komandan Militer AS Siapkan Serangan ke ISIS
Baca juga: Kisah Mayor Penerbang Mulyo Hadi Evakuasi WNI dari Afghanistan: Antara Bangga dan Khawatir
Pihaknya juga akan mengumumkan kabinet baru dalam beberapa hari mendatang.
Saat ditanya apakah akan ada perempuan dalam kabinet baru Afghanistan, Mujahid menjelaskan hal tersebut menjadi keputusan kepemimpinan.
Ia tidak bisa mengantisipasi apapun keputusan para petinggi.
Disisi lain, Mujahid mengungkapkan para pejabat telah ditunjuk untuk menjalankan lembaga-lembaga utama, termasuk kementerian kesehatan dan pendidikan masyarakat, serta bank sentral.
Identitas Pelaku Bom
ISIS-K, afiliasi dari Negara Kelompok Islam (IS), mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom bunuh diri yang terjadi di luar bandara Kabul, Afghanistan, Kamis (26/8/2021).
Dalam sebuah pernyataan, ISIS merilis foto satu di antara pelaku bom bunuh diri yang diidentifikasi sebagai Abdul Rehman Al-Loghri.
Mengutip Sky News, Al-Loghri adalah anggota ISIS Khorasan yang sebagian besar berbasis di wilayah Khorasan, Afghanistan timur.
Huruf K dalam ISIS-K berarti Khorasan, wilayah mereka.
ISIS-K dikenal sebagai afiliasi ISIS di Afghanistan dan Pakistan.
Baca juga: Balas Bom Bunuh Diri, AS Serang Kelompok ISIS di Afghanistan dengan Pesawat tak Berawak
Baca juga: Perencana ISIS-K Diduga Tertembak dalam Serangan Drone AS di Afghanistan Timur
Kelompok ini terdiri dari militan yang meninggalkan Taliban.
"ISIS telah mengirim perwakilan ke Pakistan dan Afghanistan."
"Mereka pada dasarnya dapat mengkooptasi beberapa Taliban Pakistan yang tidak puas dan beberapa (anggota) Taliban Afghanistan untuk bergabung dengan perjuangan mereka," ujar Seth Jones, seorang spesialis Afghanistan di Center for Strategic and International Studi.
Pada Kamis, Al-Loghri disebut mengenakan rompi bunuh diri yang diledakkan sekitar pukul 17.00 waktu setempat di luar Abbey Gate.
Hal ini diungkapkan dua pejabat Amerika Serikat (AS) yang mengetahui insiden tersebut.
Bom kedua kemudian terjadi di dekat Hotel Baron, dengan laporan awal mengatakan ledakan disebabkan oleh bom mobil.
Keterangan Saksi Mata
Bom bunuh diri di Kabul terjadi beberapa jam setelah pejabat Barat memperingatkan soal adanya serangan besar, di mana mereka mendesak orang-orang untuk meninggalkan bandara.
Namun, peringatan itu diabaikan sebagian besar warga Afghanistan yang putus asa dan ingin melarikan diri dari negara itu, sebelum AS secara resmi mengakhiri keberadaannya pada 31 Agustus mendatang.
Mengutip AP News, dalam video yang diambil setelah serangan, menunjukkan mayat-mayat ada di saluran air di dekat pagar bandara.
Baca juga: Turki Skeptis Taliban Bisa Amankan Bandara Kabul dan Jamin Keamanan Pasukannya
Baca juga: Erdogan Klaim Taliban Minta Turki Ambil Alih Bandara Kabul
Beberapa di antara jasad itu diambil dan diletakkan di tumpukan, sementara warga sipil lainnya meratapi mencari orang yang mereka cintai.
Seorang saksi mata mengatakan, ia melihat tubuh dan bagian lainnya terbang di udara saat ledakan terjadi.
Ia mengibaratkan suasana ledakan seperti puting beliung.
"Saya melihat tubuh dan bagian tubuh terbang di udara seperti angin puting beliung meniup kantong plastik, kata seorang saksi, dilansir Reuters.
"Saluran pembuangan air telah berubah menjadi darah," imbuhnya.
Saksi lainnya, Zubair yang merupakan seorang insinyur, menuturkan ia berada di dekat pelaku yang meledakkan diri.
"Pria, wanita, dan anak-anak berteriak. Saya melihat banyak orang terluka dimasukkan ke dalam kendaraan pribadi dan dibawa ke rumah sakit," tuturnya.
Baca artikel terkait konflk di Afghanistan
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)